Rahasia Devina Part 7 : Service

Pagi menjelang siang, bunga-bunga bermekaran dan mengkilap karena embun yang terpapar matahari. Suara burung berkicauan yang mencari makan di hutan yang letaknya tak jauh dari kampung. Gemercik air semerdu suara alunan musik, ditambah sejuknya menambah semangat bekerja di pagi hari.

Di kamar mandi nampak devina membersihkan persetubuhanya dengan pak anto, dirinya penuh keringat dan tanda merah di beberapa kulitnya hasil cupangan pak anto. Sambil mengguyur tubuhnya devina masih terngiang-ngiang persetubuhan malam, ia amat bergairah kembali setelah sekian lama tidak bersetubuh dengan suaminya. Semprotan sperma pak anto begitu hangat membuat birahinya terlampiaskan, dalam lubuk hatinya ia ingin kembali merasakan kerasnya kontol pak anto tetapi logika ia menghindar seolah tak terima dirinya dinikmati pria jelek tua bangka seperti pak anto.

Tok tok tokk suara pintu diketuk dari luar rumah

“Iyaa sebentar, sebentar dulu” teriak devina dari dalam kamar mandi, ia bergegas menutupi dirinya dengan handuk
“Mbaa.. mba devinaa” suara pria dari luar
“Iyahh… Eh mas ceking udah sampe? Ayo sini masuk” ujar devina ketika membuka pintu untuk

GkY-f4zW4AAL5fr

Dirinya masih basah karena buru-buru keluar kamar mandi, ditambah hanya mengenakan handuk yang nampak kekecilan membuat ceking tercengang seksinya devina setelah mandi. Handuknya tidak mampu menutupi kedua payudara devina yang besar hingga areola nya yang berwarna coklat muda tersebut sedikit terlihat oleh ceking, sedangkan bagian bawah handuknya pendek membuat kaki jenjang devina terlihat seluruhnya.

“Mas…haloo…” Ucap devina menyadarkan lamunannya
“Eh iya mba..iyaa..” balas ceking yang mulai tersadar sambil memasukkan kembali air liurnya yang hampir terjatuh

Devinapun mempersilahkan ceking untuk duduk diruang tamu yang merangkap juga sebagai ruang keluarganya. Dari belakang ceking memperhatikan body devina yang sungguh seksi, masih dalam keadaan basah ia berlenggak-lenggok seakan santai saja kalau ada pria yang bukan muhrimnya di dalam rumah. Pantat bawahnya seakan mengintip untuk keluar dari handuk tersebut.

“Mau minum apa mas? Kopi, teh atau apa?” Tawar devina seusai ceking terduduk di sofa
“Susu” ucap spontan ceking sambil melihat kedua payudara devina
“Ehh.. gada mas, kopi aja ya bentar devina buatin dulu”
“Ehh iya mba..apa aja deh.. hehe” ucap ceking malu-malu

Devinapun pergi ke dapur belakang untuk membuatkan kopi, tak lupa ia juga siapkan snack ringan untuk menemani asupan kopi ceking pagi ini. Sambil menyiapkan kopi dan melihat pantulan kaca pada kulkasnya ia baru tersadar akan pakaiannya sekarang.

“Astaga, seksi banget ini ya ampun berarti dari tadi mas ceking ngeliatin aku terus karena pakaianku kaya gini ya” batin devina, tapi disisi lain ia amat bangga, tubuhnya yang sebentar lagi berusia kepala tiga masih terlihat ramping bahkan membuat pemuda seperti ceking terpesona
“Gapapa deh itung-itung sedekah” pikir devina sambil tersenyum nakal

Setelah membuatkan kopi devina menaruhnya pada nampan beserta snack ringan. Sambil berlenggak lenggok dirinya menghampiri ceking masih dengan handuk pendeknya ia mulai menyuguhkan kopi. Devina sedikit menunduk ketika menurunkan nampan, otomatis kedua payudaranya terjatuh dan memamerkan belahannya secara jelas di depan muka ceking. Wangi tubuh devina setelah mandi membuat kontol panjang milik ceking berdiri menjadikan celananya menggembung tinggi.

“Asuuu susune putih cok, ngaceng aku” batin ceking
“Mba aku pinjem wc dulu ya permisi” pura-pura kebelet kencing
“Iya mas dibelakang ya, udah ga kuat ya hihi” canda devina yang paham tanda ceking mau coli

*****

Setelah 15 menit menunggu ceking untuk menuntaskan nafsunya devina memilih baju dan sedikit berdandan sebelum berangkat mengambil motornya. Ia keluar dari kamar menggunakan dress berwarna merah maron, dress tersebut sedikit menampilkan auratnya. Dress dengan bagian atas yang rendah sehingga menampilkan belahan payudara devina, begitupula bagian lengannya yang pendek sehingga lengan mulus terpampang. Bagian bawahnya sedikit diatas lutut sehingga kaki jenjangnya dapat terlihat jelas.

GeQpU7kaIAAp9Tu

“Ayoo mas, aku udah siap” ujar devina sambil menghampiri ceking
“Waduh mba cantik banget, kaya bidadari” puji ceking
“Ahh bisa aja kamu”
“Ya mba pasti mas adi bahagia banget yo punya istri kaya mba”
“Udah, udah, ahh mba jadi malu ayo berngkat sekarang” ujar devina tersipu malu

Mereka akhirnya keluar rumah, tak lupa devina menutup pintu agar aman. Kemudian merekapun berboncengan untuk menuju bengkel, karena menggunakan dress devina duduk menyamping sehingga iya harus memeluk badan bau ceking karena agar tidak jatuh. Payudara kananya menempel erat pada punggung ceking, membuat pemuda desa itu tersenyum akan kelembutan payudara devina.

Tak selang berapa lama akhirnya mereka sampai juga si bengkel gatot, nampak seorang pria yang sedang membetulkan motor milik devina. Gatot memiliki tubuh yang kecil seperti anak-anak atau biasa yang dibilang cebol, dengan rambut panjang sepunggung memang sedikit menakutkan ditambah codet di mukanya. Matanya yang besar dengan tato di lehernya menambah kesan seram pria tersebut, namun dibelakang itu ia adalah rekan baik ceking yang sudah berteman dari kecil apalagi ia sudah tidak mempunyai orang tua lagi. Hidupnya hanya menunggu kasihan dari orang sekitar, sampai dititik dimana gatot rajin belajar mengenai motor dan menjadi mekanik yang sukses sampai sekarang ini.

“Tot masih lama engga ini motor mba devina?” Tanya ceking
“Udah bentar napa sih, ini gua lagi usahain. Lagian motor kagak pernah diservice, olinya aja item kaya lu king hahaha” balasnya mengejek
“Asu koe, kaya engga item aja kulitmu tot” canda balik ceking
“Masih lama engga ya mas? Soalnya devina mau belanja” sela devina bertanya ditengah obrolan mereka

Mendengar nada indah tersebut gatot yang sedang membenarkan motor langsung melirik ke arah suara tersebut. Langsung badannya terkejut karena baru kali ini ia melihat wanita secantik devina membenarkan motor ditempatnya.

“Eh mba..eh bentar bentar lagi kok” jawab gatot yang gugup melihat kecantikan devina
“Huhh cewe cantik aja koe liat tot, ngobrol dari tadi mukaku koe ga liat” sewot ceking
“Iya lah ngapain liat muka biawak” canda gatot
“Asu koe tot, nih kenalin mba devina” ucap ceking

Devina yang dikenalkan oleh ceking langsung memberi tangannya untuk disalami. Melihat reaksi tersebut gatot mengelap tangannya menggunakan jeans pendeknya yang tampak kusam, kemudian menjabat tangan mulus devina.

“Devina mas” ucap bidadari cantik tersebut
“Gatot mba panggil aja gatot, tenang aja sebentar lagi beres kok mba” balas gatot sambil menikmati mulusnya tangan devina.

Tingginya yang hanya sampai dada devina membuat matanya langsung tertuju pada bukit indah milik devina yang nampak menggoda dirinya untuk diremas. Melihat gatot seperti itu devina justru semakin ingin menggoda gatot, sambil menyalami tubuhnya sedikit ia bungkukan sehingga kedua payudaranya seakan ingin tumpah. Sehingga membuat belahan payudara devina sangat terlihat jelas.

“Tot ayo buru kerjain malah bengong” ucap ceking
“Iya iya ganggu aja lu ga bisa gua liat cewek bening bentar aja” balas gatot

Sambil menunggu motornya selesai devina duduk dibangku yang menghadap ke gatot, kakinya yang dilipat membuat dress nya semakin naik sehingga putih mulus pahanya dapat terlihat oleh gatot. Gatot yang sedang mengganti oli motor devina kini nampak tidak fokus, celananya menggembung akibat pemandangan yang kini disajikan oleh wanita cantik tersebut.

Tteett .tetttt. suara notifikasi hp milik ceking

“Waduh mba istriku minta tolong diantar katanya mau ke pasar, disuruh belanja sama juragan” kata ucup yang baru saja duduk disebelah devina
“Ohhh, yaudah mas gapapa tinggal aja kan mas gatot bilang dikit lagi” balas devina
“Yaudah kalau gitu aku pamit ya mba”

“Eh bentar mas, ini ada sedikit dari mas Adi katanya makasih udah bantu devina kemarin” ujarnya seraya memberikan uang pada ceking
“Waduh makasih banyak loh mba ini jadi ngerepotin” balas ceking menerima uang tersebut
“Mas udah banyak bantu devina kok, makasih ya”
“Sama-sama mba, kalau begitu aku pamit duluan ya”

Pergilah ceking dari kedua insan tersebut. Kini di dalam bengkel hanya ada gatot dan devina, sambil bermain hp sesekali devina mengobrol dengan gatot. Pembahasan mereka begitu panjang bagaimana gatot bercerita tentang hidupnya yang sendiri dan berhasil membangun bengkelnya sendiri. Kemudian devina bercerita dulu pernah menjadi spg motor sehingga tau jenis-jenis motor sampai obrolan-obrolan dewasa.

“Emang mas gatot engga kesepian tinggal sendiri disini?” Tanya devina
“Ya mau gimana lagi mba, siapa juga yang mau sama orang cebol kaya gua hahah”
“Ihh ga boleh gitu mas, jodoh mah udah ada yang ngatur kali”
“Siapa dong jodoh gua? Mba devina mau emang?”
“Yeh kan devina udah punya suami gimana sih haha”
“Gapapa jadi selingkuhan mba juga saya ikhlas” balas gatot kemudian mereka tertawa

Setelah mengganti oli kemudian gatot memasukkan engine cleaner untuk membersihkan mesin motor milik bidadari itu. Ia pun kini duduk disamping devina sambil menunggu proses cleaning tersebut.

“Ini udah selesai mas?” Tanya devina
“Belum mba tinggal nunggu cleaning saja terus bisa di jalanin deh motornya” jawab gatot sambil menyalakan rokoknya
“Mas emang sepi kaya gini ya bengkel, mana jauh dari rumah-rumah juga emang ga takut?”
“Kagak sih, biasanya habis dzuhur baru pada dateng mba sampe malam, ini juga belum buka sebenernya cuman kan ada pelanggan cantik jadi gua buka aja dah” goda gatot
“Ahh bisa aja mas gatot” ujar devina tersipu

Sambil merokok gatot mulai terus membuka obrolin dengan devina. Tingkahnya yang hangat dan lucu membuat devina betah mengobrol lama dengannya. Namun setiap obrolannya mata gatot selalu tidak bisa diam ia pandangi payudara devina dan pahanya yang tak lepas dari kedua matanya tersebut.

“Ihh mas gatot kok liatin susu devina mulu” sangkalnya ditengah obrolan mereka
“Hehe maaf ya mba abisnya menarik banget itu susunya”
“Ga boleh gitu dong mas, kan serem jadinya”
“Iiyyaa iyaa mba maafin ya”

“Emang kenapa sih liatin susu devina sampe kaya gitunya?”
“Susu mba devina bagus, bulet kenceng terus putih lagi hehehe”
“Ahh masa sih, boong ya biar aku seneng” ujar devina tersipu karena pujian gatot
“Bener mba, liat aja nih kontol gua ngaceng mba” tunjuk gatot

“Ihh dasar mesum mas gatot nih” seraya mencubit perut gatot
“Hehehe kontet-kontet gini kontolnya gede loh mba”
“Ahh mana ga percaya, engga keliatan”

Dengan cepat gatot langsung menarik devina ke arah gubuk bengkelnya. Di dalamnya terdapat kasur palembang yang digelar diatas dipan kasur, kamar tersebut berisi lemari dan part-part motor. Kemudian devina langsung terduduk di atas dipan tersebut, sedangkan gatot dengan tidak sabar membuka celana jeansnya beserta celana dalamnya dan keluarlah kontol hitam milik gatot yang begitu besar membuat devina terbelalak. Besarnya melebihi dari kontol pak anto namun lebih pendek saja.

“Nih mba kontol gua gede kan?” Ujar gatot
“Ihh mas gatot jorok, itu bulunya ga pernah dipotong ya banyak banget ihh”
“Hehehe ya mba tau aja, sekarang udah percaya kan kontol gua gede”
“Iyaa iya percaya, udah tutup ah maluu”

“Yehh enak aja udah ngeliat engga tanggung jawab turunin dulu mba hehe”
“Hah maksudnya apa mas?” Tanya devina pura-pura polos
“Ya bantu crotin dulu mba, masa udah ditunjukin gua ga dapet apa-apa”
“Enak aja kan mas gatot yang buka sendiri kenapa devina yang tanggung jawab wlee” ejek devina
“Yahh yaudah deh gua ngocok sendiri, tapi mba devina tetep disini ya jadi bacol”

Darah devina berdesir, ia tak pernah menyangka akan mengalami pengalaman seperti ini. Disisi lain ia sangat suka sekali jika tubuhnya diliat oleh pria, membuat ia merasa bangga akan hasil perawatan tubuhnya. Apalagi melihat kontol gatot yang begitu besar, ia sungguh tidak bisa menolak keadaan tersebut.

“Hmmm yaudah tapi jangan lama-lama dan jangan kasih tau siapa-siapa ya mas” ucap devina sedikit malu
“Okee sipp tapi sekarang lu panggil gua abang ya jangan mas lagi, gua bukan orang jawa lagian cantik”

Kemudian dibalas devina mengangguk sambil tersenyum. Gatotpun memulai aksinya, tangan kanannya perlahan mengocok kontol besarnya naik turun. Keringat mulai membasahi dirinya karena panasnya ruangan tersebut. Devina juga tidak pernah hilang memandangi kontol milik gatot yang terasa begitu seksi menggoda dirinya untuk memegang , tetapi ia tetap berusaha menahan nafsunya. Tak terasa sudah hampir 10 menit gatot tidak keluar-keluar

“Lama nih kalau gua gini, bantu ngocokin dong mba”
“Ihh enak aja gamau ah” balas devina
“Yaudah gini deh hari ini mba service motor disini ga perlu bayar”
“Janji ya bener bang?”
“Iya janji”
“Tapi pake tangan aja ya bang, jangan yang lain”
“Iya udeh jangan lama-lama keburu ada yang dateng”

Devina dengan ragu pelan-pelan memegang kontol gatot yang begitu besar. Ia genggam batang kontol milik pemuda kontet tersebut, kemudian dengan perlahan ia kocok naik turun membuat kontol tersebut semakin kencang.

“Ohhh..shh..enak bangett.. tangan mba alus banget” ucap gatot menikmati kocokan devina
“Nikmatin aja ya bang” goda devina membuat gatot semakin semangat

Sambil berdiri dikocok kontolnya oleh devina, tangan gatot juga tak diam saja. Ia memegang pundak devina yang tengah terduduk di ranjang, tangan satunya mengelus-ngelus lengan devina tanpa halangan. Sementara itu devina nampak serius mengocok kontol gatot, semakin kencang ia kocok membuat darahnya makin berdesir. Tak seharusnya ia melakukan tindakan itu, memberikan kepuasan kepada orang jelek seperti gatot hanya karena rasa keinginan yang menggebu ia tidak mempedulikan norma-norma yang ada.

Melihat devina yang tengah fokus mengocok kontolnya, kini jari jemari gatot mulai menari-menari di tubuh devina. Tali yang dress yang dipakai devina pelan-pelan ia pinggirkan ke samping sampai turunlah dress tersebut sampai perut devina.

“Eh bang jangan dibuka ya” ujar devina yang hendak membetulkan kembali posisi dressnya
“Udah gapapa mba, biar cepat keluar” cegah gatot

Devinapun mengiyakan saja karena hari sudah menjelang siang, ia kembali memberikan service pada kontol milik gatot. Tangan kirinya yang semula pasif kini mulai memainkan peler gatot yang besar. Baunya kontol gatot sudah tidak dipikirkan lagi oleh devina, kini yang terpenting ia cepat-cepat memuaskan pria tersebut.

“Ohhh..yess.. enak mbaa teruss ohhh” desah gatot

Ucapan gatot tersebut membuat dirinya lebih semangat lagi dalam membuat service. Ia elus-elus ujung kontol gatot membuat pria tersebut mengejang. Dengan sengaja gatot meremas-remas payudara devina yang masih terhalang bh hitamnya. Ia cukil-cukil pentil devina dari luar bhnya membuat devina memejamkan mata mulai menikmati permainan gatot.

“Ohhh teruss mbbaa…dikit lagii ohhh” jerit gatot
“Iya bang..ahhh..ahhh ayoo keluarijn ahhh” goda devina
“Ahhh..aluuss bngett, susumu gede banget mba ohh”
“Iya bang remess teruss bang, keluarin di susu aku bah ahh”
“Anjriitr.. guaa kluar..gua kluarr…ahhh”

Crroott crroott croott

Muncratlah sperma gatot berbagai arah, muka dan payudara devinapun terkena semprotannya. Gatot langsung terduduk karena saking puasnya. Ia tak pernah terpikir akan mendapatkan kenikmatan dari seorang bidadari secantik devina. Suara deru nafas kedua insan tersebut memenuhi gubuk tua tersebut. Tak lama suara motor terdengar dari luar.

“Misi bangg, mau ganti oli” teriak pria dari luar

Gatotpun langsung bergegas didepan meninggalkan devina yang sedang membersihkan ceceran spermanya. Devina langsung memakai dressnya kembali seperti semua, sambil mengelap sperma gatot pada tubuhnya. Ia merasa celana dalamnya lembab dan basah, nampaknya ia juga menikmati momen tersebut. Devinapun tersenyum, jantungnya berdegup dengan kencang merasa senang fantasinya memamerkan tubuh pada orang lain kesampaian. Setelah bersih kemudian iapun ke depan bengkel kembali.

“Bang motor aku udah selesai?” Tanya devina
“Udah mba, boleh dibawa pulang” balas gatot
“Makasih ya”
“Lain kali lagi ya” bisik gatot
“Liat nanti aja” balas devina tersenyum

Devinapun pergi dari bengkel tersebut, meninggalkan kenangan yang baru saja dia alami. Sambil tersenyum sesekali ia bayangkan kontol besar gatot tersebut apa masuk ya ke dalam memeknya yang sempit. Memeknya berdenyut setiap memikirkan hal tersebut. Diapun segera memacu motornya pulang ke rumah.

*****

Siang hari begitu panas, matahari siang menyengat kulit para petani yang sedang memberikan pupuk agar padi menjadi subur dan menghasilkan gabah yang berkualitas. Burung-burung sedang bertengger di dahan pohon, bernaung dari panasnya siang hari. Anak-anak sedang bermain di sungai mencari sedikit kesejukan di hari yang sangat cerah ini.

Devina baru saja sampai rumahnya seusai mengambil motornya di bengkel bang gatot. Sambil membuka pintu rumahnya dengan tersenyum karena peristiwa yang baru saja terjadi. Ia tidak menyangka fantasinya menggoda pria lain di ruang terbuka dapat terwujud. Disamping hal tersebut dia juga mulai tertarik dari jenis berbagai kontol yang ia liat, mulai yang panjang besar berurat seperti pak anto, atau dengan diameter yang lebar milik bang gatot sampai dengan yang ukurannya pendek dan kecil seperti suaminya. Walau begitu ia tetap cinta pada suaminya yang belum bisa memenuhi hasratnya.

“Loh mas udah sampai rumah?” Ucap devina sambil melihat suaminya yang rebahan sambil bermain handphone
“Iya sayang ini baru bangun lagi tadi ada telfon dari pak boss, kamu gimana udah ambil motornya?”
“Udah mas, enak sekarang bisa di gaspoll hehe”

“Ihh sayang jangan gitu, tetep hati-hati dalam berkendara ya, nanti kalau kecelakaan kaya gimana” balas adi serius
“Ahh mas ga asik nih, aku bercanda aja kali mas”
“Hehe iyaa..iyaa..udah istriku jangan cemberut nanti cantiknya ilang” balas adi seraya mencium pipi devina
“Mas bisa aja deh”

“Sayang kok kaya bau pandan ya? Kamu habis ke pasar?” Tanya adi curiga
“Ohh… Anu.. mas mungkin karena di luar panas, jadinya aku keringetan bau asem kali mas hehe” jawab devina menyembunyikan sisa bau sperma bang gatot
“Ihh yaudah sayang sana mandi, mas mau bobo lagi biar nanti malam engga ngantuk” ucap adi

Devinapun bersiap mengambil handuk, jantungnya berdegup kencang hampir saja ia ketahuan baru saja memuaskan hasrat bang gatot sampai spermanya mengenai badannya dan tak hilang. Devinapun bergegas mandi, ia menaruh handuk di belakang pintu kamar mandi. Kemudian membuka dress hijaunya yang nampak keringat akan panasnya di bengkel kala itu, dan menaruhnya pada cucian kotor yang nampak menumpuk. Sebelum ia lemparkan ia melihat celana dalam g stringnya yang berwarna hitam pada cucian tersebut seperti ada noda putih.

“Ini apa yah, kok putih warnanya” sambil mengambil celana g stringnya dan sedikit mengendus
“Astaga ini kan sperma, jangan-jangan waktu ceking ke kamar mandi dia coli pake cd aku” pikir devina sambil tersenyum

Ia tambah senang setelah berhasil menggoda gatot kini ceking juga berhasil ia goda. Hatinya berbunga, entah tindakan nakalnya membuat ia bahagia. Berbeda dengan pak anto ia masih saja kesal terhadap pria tua itu, apalagi ketika anto memerkosa dirinya walau dalam lubuk hati ia merasa puas tapi ia tetap tidak suka cara seperti itu. Setelah itu devina kembali rutinitasnya untuk mandi dan mencuci, namun saat menyalakan keran air devina kaget karena hanya keluar sedikit tak lama kemudian mati. Nampaknya karena musim masih panas air pun jadi kering sehingga ia tidak bisa melanjutkan kegiatannya tersebut.

“Haduh air gada, cucian juga numpuk gimana nih” batin devina

Tokk tokk tok

“Assallamuallaikum mba.., permissiii” suara perempuan dari pintu depan rumah

Devina bergegas mengenakan pakaiannya kembali karena tidak jadi mandi. Kemudian melangkahkan kakinya ke depan rumah untuk bertemu sumber suara tersebut.

“Waalaikumsallam, loh bu tejo ada apa bu?” Ujar devina
“Ini mba devina, saya ada sedikit oleh-oleh dari bapak baru pulang dari kota sebelah” balas ibu tejo, tetangga dekat devina
“Aduh repot-repot gini bu makasih banyak loh bu”
“Ya mba engga kok, engga ngerepotin”
“Oh ya bu air pdam mati ya, dirumah engga ada air padahal cucian udah numpuk” tanya devina

“Iya mba sama, palingan sore nanti ibu mau nyuci di cigolo (sungai) sekalian mandi”
“Oh ya bu, devina boleh ikut?”
“Boleh dong mba, nanti habis ashar aja ya masih panas udaranya”
“Boleh..bolehh.. nanti samper devina ya bu”
“Okee mba kalau begitu ibu pulang dulu ya”
“Monggo bu hati-hati”

Bu tejo merupakan teman ngobrol devina kalau ia sedang jenuh, terkadang ia menumpang dirumah bu tejo untuk sekedar mengobrol. Walau rumahnya sedikit jauh tidak menghalangi mereka untuk bersilahturahmi. Usia bu tejo sudah 40an namun tetap sehat terjaga kulitnya karena perawatan alami dari alam, berpenampilan sedikit gemuk dan pendek sama seperti ibu-ibu pada umumnya saja.

Setelah bu tejo pergi devina membawa oleh-oleh tersebut ke meja makan. Ada kue kering dan buah-buahan dalam keranjang tersebut, sambil membereskan oleh-oleh ia melihat jam yang sudah menunjukkan pukul 1 siang artinya ia harus memasak untuk makan siang. Tak lama suara dering hp berbunyi dari dalam tas devina, ia menghentikan kegiatan masaknya untuk menerima telfon.

“Haloo..” suara devina
“Haloo devinaa sayangkuu” ujar suara lelaki disana ternyata pak anto
“Kenapa pak?”
“Gini sayang, lusa nanti bisa temenin gua kondangan kagak di kota?”
“Jam berapa emangnya pak?”

“Ya sorean aja, nanti lu gua bawa ke salon dulu, malu gua sama temen-temen masa ga bawa gandengan sih”
“Tapi aku harus izin dulu ke mas adi pak”
“Udehhh pasti boleh dah, bilang aja lu ada temen yang kawinan, gaenak kalau ga hadir gitu”
“Iya deh nanti aku coba ke mas adi”
“Nahh gitu dong, yaudah cantik sampai jumpa lusa ya, mmmuacchh”

Entah apa yang bakal terjadi kalau dirinya pura-pura jadi pasangan pak anto. Tapi ia masih takut kalau nanti semisal foto-fotonya disebarkan oleh pak anto, mau tak mau ia harus mengikuti permintaan si tua bangka ini. Kini ia memikirkan bagaimana cara meminta izin mas adi, atau tidak perlu izin karena jumat mas adi masih shift 3, asal dirinya bisa pulang sebelum mas adi juga pulang.

*****

Suara adzan ashar berkumandang di desa sukamaju. Bapak-bapak dan anak-anak berangkat ke masjid untuk beribadah. Sementara para petani beristirahat di dalam gubuk sambil memakan singkong goreng bekal dari rumah.

“Mba devinaa.. permisiii” suara bu tejo dari luar
“Iyaa bu tunggu sebentar” balas devina

Ia membawa ember berisikan cucian kotor bersama sabun cuci, selain itu ia juga membawa handuk dan alat mandi karena akan sekalian mandi disana.

“Udah siap mba? Ayo berangkat” ajak bu tejo
“Oke bu, berarti kita lewat belakang rumah bu ani ya”
“Iya mba biar cepet kalau lewat jalan aspal kejauhan juga”

Mereka berdua pun berjalan ke arah rumah bu ani, dan menelusuri jalan setapak. Berjalan melewati sawah dan hutan, menyapa beberapa petani yang sedang beristirahat. Tak lama mulai terdengar suara gemercik air menandakan sungai cigolo sudah dekat.

“Wahh indah banget ya bu sungainya” ujar devina yang baru pertama kali
“Iya mba, kalau lagi musim kering gini bagus coba musim ujan, hmm serem loh mba deres banget arusnya” balas bu tejo
“Oh ya bu, bagus dong bisa main arung jeram”

“Iya sih mba tapi pemuda sini pada males buat meningkatkan nilai desa kita”
“Emang iya bu, perasaan saya jarang liat pemuda disini”
“Ya itu mba kerjaannya pada nongkrong atau engga mabok tuh di bendungan sana” seraya menunjuk bagian barat sungai

Bu tejo pun melangkah kembali menelusuri sungai, mencari tempat yang nyaman untuk mencuci dan mandi sedangkan devina mengikutinya dari belakang. Tak selang berapa lama mereka telah sampai pada bagian sungai yang lumayan dangkal, di sisi kanan dan kirinya terdampar batu besar raksasa bekas letusan gunung ciremai dulu kala. Kini bu tejo dan devina menurunkan cucian mereka di dekat batu tersebut dan berganti pakaian, bu tejo memakai kain sedangkan devina dengan santainya menggunakan kemben berwarna putih yang cukup transparan dengan handuk menutupi bawahnya.

GbZKMgobYAA3OMP

“Waduh mba devina ini masih kaya perawan aja ya, udah cantik badannya bagus lagi, bikin iri perempuan lain aja” puji bu tejo
“Ahh ibu bisa aja, Alhamdulillah sih bu ini berkat diet sama olahraga badannya masih kenceng hehe”
“Wah ibu tiap hari olahraga ya tetep gembrot gini mba”

“Oh ya emang ibu olahraga apa?”
“Yo ini nyuci, nyetrika, nyapu terus jemur baju kan olahraga mba banyak gerak hehe”
“Yeh ibu beda dong kalau itu mah” mereka tertawa

Karena mencuci perlahan baju yang mereka kenakan menjadi basah dan menjiplak tubuh. Sehingga pentil payudara devina perlahan terlihat pada kemben putihnya. Begitu pula handuk yang ia pakai menjadi basah sedikit karena cipratan air.

“Mba itu handuk mu basah, nanti pas mandi gada handuk lagi loh”
“Wah iya bu aku baru sadar”
“Yaudah di lepas aja lagian disini sepi kayanya aman deh”

Devina yang mendapat saran tersebut lantas melepas handuknya. Sehingga gini bagian bawahnya tidak mengenakan apa-apa lagi. Bulu jembutnya yang dipotong tipis dapat terlihat jelas, begitu pula pantat sekalnya yang bulat.

Setelah mencuci kemudian mereka melanjutkan untuk mandi. Kemben yang terakhir menutupi tubuh devina kini ia lepas, sehingga ia telanjang sempurna. Rambutnya ia kuncir kuda memamerkan leher jenjang yang mulus bak pualam. Sambil berendam dengan bu tejo mereka mengobrol banyak hal, sampai-sampai mereka tidak ada tahu ada 2 pasang mata yang mengawasi mereka dari rimbunnya pohon bambu.

“Cuk liat itu, susune gede banget yak” pria 1
“Jancuk, iya rek udah kaya pemain bokep su” ujar pria 2
“Itu bukannya mba devina ya, istrinya mas adi”
“Iya kayany cuk yang satu lagi bu tejo”
“Anjing aku ga kuat cuk pengen coli rasane”
“Asu aku juga cuk, udah ngaceng kontol aku gara-gara dia”

Devina dan bu tejo yang sudah selesai menuntaskan hajatnya segera mengeringkan tubuhnya dengan handuk. Kemudian memakai baju ganti yang kering untuk kembali ke rumah masing-masing.

“Anjing lah baru juga aku mulai coli, udah ditutup aja itu susunya”
“Kampret emang belum rezeki kita cuk”
“Gimana ya biar kita bisa liat dia telanjang lagi”
“Ahh aku punya ide cuk”

Leave a Comment

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *