“enak aja!” Jawab Annisa dengan ketus.
Meski menjawab seperti itu namun akhwat yang masih memakai hijabnya itu tetap saja membiarkan payudara ranumnya terbebas dari sangkarnya. Susu bulatnya yang kenyal jadi terus bergoyang dengan indah saat pemiliknya berulang kali menunduk lalu kembali berdiri tegak tuk mencari celana dalamnya yang hilang entah kemana.
Setelah beberapa saat, Annisa tampak menggerutu. Ia pun menyerah. Akhwat cantik itu menyerah tak bisa menemukan dalamannya lagi disitu. Karena waktunya mepet, Annisa sebisa mungkin hanya merapikan pakaiannya yang masih terpasang saja. Ia turunkan lagi tengtop nya yang tersingkap sampai kedua payudara indahnya tertutupi. ia pakai lagi rok span lebar yang tadi ia kutip dari tanah menutupi tuk selangkangannya yang tidak memakai daleman. Cukup singkat umtuknya untuk tampil rapi lagi. Tidak sampai 1 menit, tampilan Annisa hampir sama seperti sebelumnya. Hanya saja kini tubuhnya terlihat sedikit berkeringat.
Pria hidung belang itu tak bisa melepaskan pandangannya dari sang akhwat yang sedang menepuk bagian lengan blazernya yang sedikit lecek. Otaknya masih berputar mencerna sesuatu.
“Tapi tadi kamu??” Setelah diam beberapa saat menikmati pemandangan indah ketika sang akhwat mencari dalamannya, pria hidung belang itu pun bertanya sembari terus berpikir.
Bukannya tadi dia menerima ajakan ku??
Batinnya mengingat-ingat. Ia juga merasa heran karena seingatnya tadi, akhwat cantik itu menerima uang pemberian nya.
“Kamu gak lupa yang Kamu lakukan tadi kan mas??” Tanya Annisa yang membuat pria hidung belang itu kebingungan. Ia sungguh melupakannya. Wajahnya tampak kebingungan dan tak bisa menjawab pertanyaannya sang akhwat.
“Kamu tadi cekik leher aku mas. Aku jadi takut.. Siapa juga perempuan yang gak takut setelah digituin!” Ketus Annisa dengan kesal sembari merapikan hijabnya yang sedikit kusut karenanya.
Lelaki hidung belang itu benar-benar lupa kalau tadi sempat berbuat jahat padanya. Mungkin karena pengaruh alkohol yang diminumnya sehingga ia lupa atas perbuatannya tadi.
“Permisi. Beli..!” ucap seseorang dari arah depan warung.
Kembali terdengar suara berat seorang lelaki dari arah depan warung. Suaranya berbeda dari lelaki yang dikhawatirkan oleh Annisa. Sesaat ia jadi lega ternyata yang datang itu bukanlah suaminya.
“Maaf kalau begitu. Saya salah. Saya pikir kamu wanita malam yang sok jual mahal. Maaf. Yang saya ingat cuma waktu kamu nerima uang pemberian saya.. ”
“Sekali lagi, maafkan saya..” kata pria itu dengan menundukkan pandangannya. wajahnya mencerminkan permohonan yang tulus. Ia benar-benar merasa bersalah. Kini pengaruh alkohol dalam dirinya tampak sudah berkurang jauh sehingga ia menjadi lebih manusiawi.
“Udah mas. Lupain aja. Anggap hal tadi gak pernah terjadi. Anggap kita tidak pernah bertemu..” balas Annisa yang ingin segera melupakan kejadian barusan.
Batinnya masih terasa jengkel. Sebenarnya bukan jengkel kepada lelaki hidung belang itu, melainkan jengkel kepada dirinya sendiri. Ia mengutuk dirinya yang begitu lemah terhadap hawa nafsu. Emang benar awalnya dirinya di paksa dengan cara di ancam tapi sesaat kemudian ia malah keenakan. karena lecutan birahinya sendiri, begitu mudahnya ia menyerahkan tubuhnya lagi untuk dinikmati. Tubuhnya sampai merinding ketika mengingat pinggulnya sampai bergoyang sendiri untuk mengambil kenikmatan itu.
Iihhh kenapa sihh!
Batinnya diam-diam.
Annisa berusaha memalingkan pandangannya dari wajah pria hidung belang itu. Ia tak ingin menatapnya lagi. Bukan karena rasa benci, melainkan karena pria itu belum memakai celananya lagi. Penis hitamnya masih tegak berdiri dan tampak masih basah terlumeri cairan cintanya.
Bentuknya sangat menggugah birahinya. Kerasnya begitu menggodanya hingga sebenarnya diam-diam ia menginginkan batang haram itu kembali terselip di dalam liang senggamanya. Namun Annisa segera membuang jauh-jauh pikiran kotor itu. Namun saat ia melihatnya lagi, akhwat cantik itu jadi mengenggak ludahnya sendiri. Pandangannya menatap nanar ke arah batang kejantanan yang masih mengacung tegak ke arahnya itu.
Coba aja gak ada Abi disini.. mungkin aku.. mungkin…
Batinnya yang sangat tergoda akan kegagahannya.
Karena birahinya masih saja terus menguasai dirinya, tangannya ia gerakkan menuju bagian samping perut ratanya. Kemudian ia mencubit area itu sehingga seketika terasa rasa sakit. Ia berharap rasa sakit itu bisa menghilangkan gairahnya yang meluap-luap.
Annisa tampak mendengus kesel kepada dirinya sendiri. Namun dari sudut pandang lelaki hidung itu, akhwat cantik di hadapannya tampak seperti mendengus kesal kepadanya. Ia pun semakin merasa bersalah. Namun pria hidung belang itu bingung cara apa lagi yang harus dilakukannya sebagai permohonan maaf.
Meminta maaf secara langsung dengan menundukkan kepalanya seperti yang biasa orang jepang lakukan ketika meminta maaf sudah. Meminta maaf dengan memberinya uang pasti malah memperburuk keadaan. Apa mesti ia harus duduk bersimpuh di hadapannya? Sepertinya tidak juga. Cara satu-satunya memang lah ia harus menjauh darinya sembari melupakan kenangan indah yang tadi di dapatkannya.
“Iya mbak. Sekali lagi, maaf atas tindakan saya tadi..” katanya dengan lembut sambil sekali lagi menunduk kan pandangannya.
Annisa hanya diam tidak menjawab. Wajahnya sedikit memerah tersipu akan kesungguhan. Ia pun memaafkannya. Meski tidak diutarakan, namun permohonan tulus dari pria hidung belang itu telah diterimanya.
Setelah merasa penampilannya kembali normal, Annisa segera pergi kearah depan warung meninggalkan pasangan itu. Annisa berjalan agak tergesa. Langkahnya sedikit cepat sehingga membuat pinggul dan bokong nya tampak melenggak-lenggok.
Dibelakangnya, Lelaki hidung belang itu terus saja memperhatikan Annisa saat pergi meninggalkannya. Lenggokan bokong akhwat cantik itu tampak begitu indah dan menggiurkan saat berjalan sampai membuatnya menelan ludah. Ia masih tak habis pikir sesaat lalu dirinya sempat berbuat mesum dengannya.
Birahinya pun kembali terpancing saat ia melihat ada sosok wanita yang hanya memakai kemben disebelahnya. Penisnya kembali mengeras. Wajah mesumnya kembali terpancar saat melihat pasangannya itu tampil seksi di depannya. Meski tak selevel dengan akhwat cantik tadi, namun pasangannya itu bukan lah sebuah pelampiasan yang buruk.
“Yank.. ayo!”
Ucapnya mendekat dengan penisnya yang semakin mengeras.
Sementara itu, Annisa telah sampai di depan warung. Seketika Ia kaget karena ibu pemilik warung ternyata sudah ada kembali ke tempat duduknya yanga ada di bagian dalam warung. Rasa khawatir langsung menyelimuti dirinya. Hatinya merasa cemas dan takut ibu itu mengetahui aksi terlarang yang baru saja ia perbuat.
Setelah menjualkan dagangannya ibu itu dengan santai mendekati Annisa yang masih terpaku cemas. Tulangnya seperti rontok tak bisa digerakkan. Dengan tersenyum penuh arti ibu itu mendekatkan wajahnya ke pada annisa kemudian berbisik di dekat telingnya.
“Tenang aja nduk. Gapapa kok.. kamu jangan takut ya..” ucapnya dengan senyuman tipis pada bibir merahnya.
Annisa seketika menoleh kearah ibu tersebut sambil bertanya-tanya, apa maksud dari perkataannya tadi?
Lalu Ibu itu kembali tersenyum penuh arti. Ia membalas tatapan mata Annisa yang melihatnya keheranan. Ia dekatkan lagi wajahnya pada kuping sang akhwat.
“Yang penting kamu menikmatinya kan nduk? Hehehe..” bisik ibu itu lagi
“Eehhh??” Annisa kaget. Pipinya langsung memerah karena malu. Seketika ia langsung dapat mengetahui kalau ibu pemilik warung ini pasti sudah melihatnya di setubuhi tadi.
Tapi ia tak menyangka ibu pemilik warung itu orangnya begitu to the point banget. Ibu itu itu langsung ceplas-ceplos begitu saja. Batinnya jadi mengira-ngira, apakah karena suara desahannya, yang membuat ibu itu mengira kalau ia menikmatinya?
“Akui aja nduk.. Biar pikiran kamu bisa lebih plong. Jangan ditahan-tahan loh.. kalau enak ya bilang enak.. gitu..” Bisik ibu itu lagi
Empphh.. iya sih.. aku memang menikmatinya. Huh!
Batinnya diam-diam menjawab pertanyaan ibu itu ketika vaginanya kembali terasa gatal. bahkan cairan cinta yang berasal dari dalam vaginanya merembes keluar menyusuri paha jenjangnya.
Annisa tak berani membalas ucapan dari ibu pemilik warung. Ia yakin dengan melihat tingkahnya saja ibu itu sudah dapat mengetahui jawaban apa yang harusnya ia keluarkan
Abii.. mana sih kok lama amat??? Umi udah gak tahan.. tolong cepat balik..
Batin Annisa sebisa mungkin menahan tangannya sendiri agar tidak menuju ke arah selangkangannya.
Annisa benar-benar sedang bertarung dengan hawa nafsunya. Birahinya yang belum tuntas membuatnya tidak bisa berdiri tegak. Vaginanya terasa begitu gatel dan ingin segera di garuk. Akhwat cantik itu bahkan mesti berkali-kali memindahkan posisi kakinya. Terkadang kaki kanannya berada di depan. Terkadang kaki kirinya yang di depan. Ia melakukan itu sebagai kamuflase akan gejolak birahinya.
Tak begitu lama kemudian dari arah belakang warung, pria hidung belang itu mendekat ke area jualan dengan digandeng teman wanitanya. Wajahnya tampak berseri seperti sudah terpuaskan.
Annisa memasang muka juteknya lagi. Ia tak senang melihat wajah terkini yang di tampakkan pria hidung belang itu. Meskipun ia tak tahu pasti, dalam hatinya ia tahu kalau lelaki itu pasti sudah menuntaskan hajatnya.
Isss.. sampai sekarang Abi belum balik juga loh.. Kalau tau begini, mending tadi aku…. Mending tadi… Hushh! Gak boleh berpikiran seperti itu Annisa!
Batinnya yang sempat berpikiran lebih baik jika tadi ia menuntaskan perkawinannya.
Pria hidung belang itu mendekat ke arah Annisa yang masih berdekatan dengan ibu pemilik warung. Pakaian pria itu juga sudah rapi saat ia memberikan uang sebesar 20 ribu ke ibu pemilik warung sebagai tanda terima kasih telah diperbolehkan memakai lapaknya. Lalu ia menoleh ke arah Annisa dan memegang dadanya sendiri. Dengan tatapan yang begitu lembut, sekali lagi ia meminta maaf sekaligus berterima kasih kepada Annisa.
Annisa yang masih memasang muka jutek langsung di sikut oleh ibu pemilik warung. Matanya melirik dengan tajam. Ibu itu memberi isyarat agar Annisa segera membalas ucapannya yang begitu tulus.
“Nduk kamu gak boleh seperti itu kepada lelaki yang sudah berhasil membuatmu mendesah seperti tadi. Pamali tau!”
Ucapnya pelan di dekat telinga Annisa
Annisa jadi kaget mendengarnya. Ia langsung menatap wajah ibu itu dengan terheran- heran.
“Pamali??”
Tanya Annisa
“Iya nduk. Kalau di adat kami sini ya, gak boleh memberikan kesan maupun tindakan negatif setelah orang tersebut sudah memberikan hal positif kepada kita. Itu jahat namanya. Bisa jadi suatu saat nanti, hal yang sama berbalik ke kamu. Kamu gak mau kan nduk, kebaikanmu di balas dengan perbuatan jahat??” Ucap ibu itu menjelaskan.
Akhwat cantik yang memakai hijab warna cream itu pun terdiam. Jika di telisik lebih dalam, yang di sampaikan oleh ibu pemilik warung ada benarnya juga.
Namun Annisa jadi bingung. Pikirannya berkecamuk tentang apa yang dilakukan lelaki hidung belang itu tadi kepadanya. Kenapa juga ibu pemilik warung ini bersikeras kalau lelaki itu telah berbuat baik padanya?
“Jadi Nisa harus gimana Bu?”
Tanya Annisa yang tidak tahu harus berbuat apa. Walau dalam hatinya sudah terbesit keinginan tuk membalas permohonan maafnya.
“Dia kan sudah minta maaf ke kamu nduk. Ya kan?. Nah.. Dia juga sudah berterima kasih ke kamu. Jadi kamu gak boleh hanya sekedar menjawab saja. Harus dengan tindakan loh.. gitu..” jawab ibu itu sambil tersenyum melirik padanya.
“Hah?? Balas dengan tindakan bu? Dengan cara apa?” Tanya annisa lagi semakin kebingungan.
Ibu itu pun tersenyum menang. Ia lalu seenaknya memanggil pria hidung belang itu tuk mendekat.
“Sini kamu nak. Nduk Annisa ini sebenarnya sudah maafin kamu. Dia ini juga sebenarnya juga ingin berterima kasih tapi gak tau caranya. Kamu tau caranya??”
Tanya ibu itu kepada pria hidung belang yang sudah berada tepat di sebelahnya
Wajah Annisa kembali memerah. Ia begitu malu berhadapan dengan pejantannya itu. Begitupun lelaki itu. Ia kaget ketika pemilik warung tempatnya membeli kondom itu malah berkata demikian. Meski merasa sedikit senang karena tiba-tiba ibu itu seperti mendukung usahanya.
Pria hidung belang itu juga senang karena mengetahui ternyata Annisa tidak membencinya. Hatinya jadi berdebar melihat akhwat cantik yang malu-malu kucing didepannya. Ia jadi kikuk. Padahal pengalamannya sudah banyak. Sudah banyak perempuan aldi1010 yang sudah ia sentuh. Namun Annisa tampak berbeda. Akhwat cantik itu tidak sama seperti perempuan lainnya. Berkat bantuan ibu pemilik warung kini ia mempunyai kesempatan tuk kembali mendekati Annisa. kesempatan itu sudah ada didepan mata tapi ia malah tidak tahu harus meminta apa.
“Gini aja nduk. Ntar ya.. mas.. kamu barusan udah keluar ya? Jujur aja jangan ada yang ditutupin.” Ucap ibu itu ke Annisa lalu bertanya ke pria hidung belang disebelahnya.
“Iya. Kok ibu bisa tahu??” Jawabnya dengan keheranan.
“Ya tau wong itu wajah mu berkilau gitu toh. Itu tandanya kamu udah puas make dia..” jawab ibu itu menjelaskan sambil menunjuk pada pasangannya.
“Sini nduk. Mumpung laki mu itu belum balik. Sebagai ucapan terima kasihnya kamu. kamu bersihin aja itu burung nya si mas.. Ibu yakin sekali setelah keluar tadi dia langsung ngejar kamu kesini buat bilang maaf dan terima kasih..”
kata ibu itu yang mengejutkan baik Annisa maupun pria hidung belang itu.
Annisa langsung menelan ludahnya. Darahnya berdesir saat mendengar saran dari ibu pemilik warung itu. Wajahnya memerah menahan kan rasa malu. Namun birahinya yang sedang tinggi justru membuatnya ingin melakukannya.
“Tapi Bu.. itu.. kalau suami Nisa data..” ucap Annisa terpotong tak bisa menyelesaikan kalimatnya.
“Kalau laki mu balik nanti ibu kodein. Santai aja kalau sama ibu mah.. Makanya kamu itu harusnyadi sini.. terus si mas e disini..” ucap ibu itu mengatur posisi Annisa dan lelaki hidung belang itu agar jika sewaktu-waktu Farhan kembali, ia tak langsung dapat melihat istrinya dari arah jalan dia datang.
Posisi Annisa kini berhadapan dengan jarak yang sangat dekat dengan pria hidung belang itu. Aroma wangi yang terpancar dari tubuh indah Annisa dengan mudah dapat di hidupnya. Begitu pula aroma parfum bercampur aroma rokok dari pria hidung belang itu dapat dihirup oleh Annisa dengan jelas. Kemudian dengan tegas ibu itu meminta kepada pria itu tuk mengeluarkan batang kejantanannya.
Glekk!
Annisa kembali menelan ludah karena tak percaya bisa melihat penis itu lagi. Matanya bahkan tidak berkedip melihat batang kejantanan yang sudah kisut itu.
“Ya sudah tunggu apalagi. Giliran kamu nduk.. Bersihin gih.. cepat. sebelum laki mu balik” kata ibu itu sambil menepuk pundak sang akhwat. Ia pun meminta Annisa agar berjongkok.
“Hmm.. iya.. iyahh Bu..” jawab Annisa menurunkan badannya lalu berjongkok.
Annisa berjongkok sampai posisi penis itu sejajar dengan bibir tipisnya. Matanya menyorot tepat pada kepala jamur penis yang masih layu itu. Ia memandang nafsu pada penis yang lisut itu. Bentuknya yang tidak keras malah membuatnya tampak imut. Warna kulitnya hitam dengan kepalanya yang hitam juga. Tanpa di arahkan, wajahnya mendekat dengan sendirinya ke arah penis itu. Hidungnya langsung mencium aroma aldi1010 kewanitaan yang tertinggal dari sekujur batang hitam itu. Ia pun semakin tergoda untuk mencicipinya.
Cupph!
Tanpa dikomandoi lagi kepala Annisa bergerak maju mengecup lubang kencing penis kotor itu. Pria hidung belang itu langsung merinding ketika kepala jamurnya tak hanya merasakan sebuah ciuman, lubang kencingnya yang baru saja memuntahkan pejuh nya malah di gelitikin oleh lidah akhwat cantik itu.
Sllrrppp~
Annisa juga menjilati seluruh batang yang lisut itu secara merata tanpa ada yang terlewati. Dengan lihai lidahnya menyapu naik turun mulai dari kepala jamur nya hingga pada bagian pangkalnya. Saat lidahnya menjilati bagian pangkalnya, hidungnya yang mancung harus bertubrukan dengan bulu kemaluan lelaki hidung belang itu. Baunya jelas terasa tidak enak namun Annisa malah semakin bernafsu karenanya.
Sembari menjilati batang kejantanan lelaki itu. Tanpa sadar tangan Annisa sudah bergerak menuju selangkangannya sendiri. Jemarinya kini juga bekerja menari-nari menggelitik bibir vaginanya sendiri. Kadang ujung jarinya sengaja menekan tepat di klitorisnya yang berbentuk seperti kacang ijo. Lalu jemarinya juga ia kerahkan tuk menoel-noel nya.
Bersamaan dengan itu, lidah sang akhwat cantik itu pun terus bekerja. Annisa terus menjilati penis itu seakan rasanya sangat nikmat, Annisa bahkan sesekali sengaja mengeluarkan desahan nikmat saat jemarinya sengaja ia tekan lebih kuat dalam menoel klitorisnya sendiri.
Ia lalu melirik ke atas, menatap binal pada wajah pejantannya yang sedang meringis keenakan sembari menahan ngilu. Sambil memasang mata sayu ia membuka mulutnya. Ia julur kan lidahnya yang berwarna pink. Sambil terus menatap binal pejantannya, annisa memasukkan penis itu kedalam.
“Happhh… Emmhhhh… Eemmpphhhh…”
desisnya ketika mencaplok keseluruhan batang penis itu ke dalam mulutnya.
Annisa langsung menghisap nya lembut. Selagi menghisapnya, ia juga memakai lidahnya mengitari sekujur penis itu.
Seketika terasa hangat dan lembab di sekujur batang keras penisnya. Seperti didalam ruangan spa saja. Bedanya adalah di ruangan spa tidak akan terasa sebuah empotan. Penisnya seakan di sedot oleh sebuah vakum cleaner. Rasanya begitu nikmat.
“Uuhhhh”
lenguh lelaki hidung belang itu meram melek.
Ia seperti kewalahan. Penisnya terasa ngilu karena masih sensitif paska ejakulasinya. Namun demikian pria hidung belang itu bertahan sekuat tenaga. ia harus menahannya karena tidak tahu kapan lagi akan mendapatkan sepongan seperti ini dari seorang akhwat yang begitu memesona.
Melihat ekspresi lucu lelaki itu membuat Annisa semakin bersemangat. Ia mulai memajukan mundurkan kepalanya seraya memberikan hisapan lembut. Pipinya mengempot. Lesung pipinya semakin terlihat ketika kepalanya ia tarik mundur lalu ia majukan lagi sampai penis itu ia lahap sepenuhnya.
Jemarinya juga semakin aktif dalam merangsang vaginanya sendiri. Ia toel toel biji kacangnya sehingga ia juga ikut merasakan nikmat. Jemarinya juga menyusuri labia mayora miliknya. Ia elus perlahan sambil berharap agar batang kejantanan pria itu dapat mengeras lagi.
Beberapa detik kemudian sepertinya keinginan cabul akhwat berparas jelita itu terkabul. Secara perlahan penis lisut itu mulai mendapatkan lagi kekerasannya. Penis itu mulai membesar kembali. Penis itu juga semakin panjang saja saat di hisap dengan lembut oleh mulut mungil betinanya yang sedang terkejut dengan harapannya sendiri.
“Uhhh enak banget…”
Desah pria hidung belang itu ketika penisnya sudah mengeras sempurna.
Karena sudah kembali ke bentuk sempurnanya, mulut Annisa yang mungil jadi tidak mampu menampung panjangnya. Mulutnya juga harus membuka lebih lebar. Meski kepala jamur penis itu sudah menyentuh kerongkongannya, mulut Annisa hanya mampu melahap tiga perempat nya saja.
Darah Annisa semakin berdesir ketika dari lubang penis itu keluar cairan pre-cum. Rasanya sedikit amis. Teksturnya juga sedikit cair sehingga Annisa memilih tuk meminumnya langsung. Cairan pre cum itu seperti memiliki khasiat tersendiri.
Terbukti setelah meminum cairan itu, tubuhnya langsung merinding. Dinding vaginanya jadi terasa nyut-nyutan saat nafsunya semakin merajalela. Tangannya pun jadi semakin aktif meraba vaginanya sendiri. Bahkan jemarinya sudah membuka bagian tepi vaginanya lalu mengusapi bibir vaginanya sendiri.
ibu pemilik warung jadi tersenyum melihat kebinalan akhwat itu. Padahal posisinya sedang di area luar, padahal mereka sedang di pinggir jalan tapi akhwat cantik itu malah berani berbuat demikian.
Wah ajib tenan cah ayu..
Batinnya tak menyangka
Sang pria hidung belang pun begitu. Ia sampai geleng-geleng kepala tak percaya memperhatikan akhwat yang sedang berada di selangkangannya itu begitu mudah dihasut oleh ibu pemilik warung yang merupakan kenalannya.
Memang nafsu birahi mampu merubah seseorang. Siapapun itu termasuk Annisa yang merupakan seorang akhwat yang sedang berusaha memperbaiki diri. Desakan birahi kembali merubahnya menjadi binal seperti ini padahal ia tidak sedang mendapat instruksi dari pria misterius ataupun pak Sugiono. Secara sukarela ia mampu memberikan pelayanan maksimal kepada penis itu menggunakan mulutnya.
Karena desakan birahinya itu pula ia jadi secara tak sadar mulai membuka kancing cardigan yang ia kenakan. Selanjutnya tangannya bergerak tuk menyingkap tengtop yang ia pakai dibalik cardigan nya. Cup bra nya juga ia turunkan sehingga kedua payudara ranumnya telah terpampang nyata di muka umum.
Jika mulut nya sedang memberikan servis terbaiknya ke penis itu, lalu tangan kirinya ia pakai untuk mengelusi bibir vaginanya yang semakin becek, maka tangan kanannya ia gunakan untuk meremasi bongkahan daging kenyal yang ada di dadanya. Bahkan jemari kanan tangannya Aldi1010 itu berulang kali menarik-narik pentil indah yang berwarna cokelat muda yang ada di ujung dari payudara itu.
“Mmpphhhh… Ssllrrpp… Mmpphhhh….” Desah annisa sambil mengeluarkan ekspresi yang sangat menggairahkan.
Ia sungguh sudah lupa diri. Ia sampai lupa kalau suaminya bisa kapan saja kembali datang menjemputnya. Tidak seharusnya ia berbuat seperti itu kepada lelaki yang bukan pasangan halalnya. Annisa sudah seperti pelacur yang haus akan kenikmatan.
Di sisi lain, Kenikmatan yang di terima penisnya membuat lelaki hidung belang itu melihat kebawah. Matanya kembali bersinar ketika melihat kedua susu indah itu lagi. Bibirnya pun tersenyum tipis. Ia tak menduga akhwat itu sanggup memainkan payudaranya sendiri di luar ruangan seperti ini.
Ia pun jadi ingin membantu akhwat yang sedang tersulut birahi itu. Dengan sedikit menunduk ia meraih cardigan Annisa lalu menariknya kebelakang sampai ke lengan sehingga membuat pemandangan disana jadi semakin cantik saja. Payudara itu jadi semakin terekspose bebas tanpa tertutupi apapun lagi.
“Puaskan dirimu sayang..” ucapnya sambil mengelusi kepala Annisa dari luar hijab cream nya.
“Iyaahhh.. eemmppphh.. emmpphhh sllrrrppp… Sllrrrppp” balas Annisa saat meleteh penis itu lalu melahapnya lagi dengan mantap.
Jemarinya terus mengusapi bibir vaginanya sendiri yang sudah sangat becek. Vaginanya terasa begitu gatel. Vaginanya begitu ingin di garuk. Karenanya ia jadi menyelipkan 2 ruas jarinya tuk masuk kedalam.
Plok..
Plok..
Plok..
Jemarinya mulai bekerja keluar masuk dari liang yang sempit itu. Banyaknya lendir kenikmatan yang menggenang disana membuat 2 ruas jemari lentik itu begitu mudah keluar masuk. Jemarinya sengaja ia gesekkan pada bagian yang memang terasa sangat gatal. Suara khas gemericik air dari dalam liang kawin itu pun kian nyaring terdengar yang membuat keintiman mereka semakin terasa.
Tanpa mereka sadari ternyata warung itu kedatangan seseorang lagi. Dengan langkah kecil, ia perlahan mendekat sambil memperhatikan bagian belakang akhwat yang sedang berjongkok itu.
“Weleh weleh… Enak ya bro dapat servis outdoor gini!” Ucap pria itu yang membuat ketiga insan yang berada di tempat itu terkejut.
“Ah kirain siapa.. Iya Broo lumayan lah. Hahaha. Ehh kok berhenti nyepongnya mbak?? Lagi nihhh..” jawab lelaki hidung belang itu membalas sapaan temannya yang datang lalu memberikan instruksi kepada Annisa yang terpaku.
Kedatangan pria itu membuat Annisa terkejut lalu menghentikan sepongannya. Jemarinya yang tadi meremasi payudaranya kini bertindak tuk menutupinya meski tidak terlalu berguna karena ukurannya yang besar. Jemarinya yang tadi sibuk melakukan colmek Aldi1010 pun bergerak menutupi area vaginanya yang sudah becek. Mulutnya yang tadi memberikan servis blowjob juga langsung ia tutup ketika telah melepeh penis pria hidung belang itu. Namun hal itu tak berlangsung lama karena penis itu kembali dijejalkan masuk dengan paksa lagi kedalam mulutnya.
Annisa terpaksa melanjutkan sepongannya. Penis itu kembali dilahapnya meski sedang di lihatin oleh kenalan lelaki hidung belang itu. Namun Annisa kini jadi tampak malu karena lelaki itu semakin dekat kearahnya.
“Buset dapat lonte syar’i darimana bro?? Mana cantik gini lagi ck.ck.ck..”
katanya seakan tak percaya dengan apa yang dilihatnya. Ia pun memegang kepala Annisa. Ia putar kepalanya agar sedikit menghadap ke arahnya sambil memperhatikan wajahnya yang tetap indah meski sedang mengempot penis orang lain di mulutnya.
“Ketemu dimari bro. Jackpot. Hahaha.. uhhhh” balas lelaki hidung belang itu merinding merasakan empotan mulut Annisa yang semakin terasa.
“Beruntung banget lu. Sehabis lu pake, giliran ane yah.”
Tanya pria itu sambil dengan lancang langsung mengusapi kepala Annisa. Ia bahkan berinisiatif tuk membantu temannya itu. Pria yang baru datang itu dengan sengaja menarik kepala Annisa lalu mendorongnya perlahan hingga kepala akhwat cantik itu kini bergerak maju mundur.
“Tanya langsung sama orangnya ajah bro..”
balas nya sambil menunjuk ke akhwat pemuas nya yang kepala nya masih di gerakkan maju mundur oleh temannya
“Mmpphh… Mmpphhh…” Desah Annisa kepayahan karena akibat dorongan dari tangan pria itu, berulang kali kepala jamur penis itu jadi menubruk kerongkongan nya.
Annisa juga terlihat sebel dengan pembicaraan kedua lelaki itu. Ia juga merasa risih karena dari obrolan mereka, dirinya seakan-akan hanyalah seorang lonte saja. Tapi ketika mengingat yang telah dilakukannya, khususnya dengan apa yang ia lakukan saat itu juga, ia jadi aldi1010 tersadar bahwa tindakannya malah lebih rendah dari lonte.
“Wah cantik banget susunya”
kata pria itu langsung berjongkok untuk mengambil payudara Annisa yang menggantung lalu meremasinya dengan lembut.
“Mmphhh… Mpphhhhhh” desah Annisa yang tak bisa bersuara karena adanya penis lain di mulutnya.
“Biasanya modelan gini teteknya kecil. Ini gede juga loh..” kata lelaki itu memainkan susu bulat Annisa dengan seenaknya
Pria itu tampak begitu takjub dengan payudara milik Annisa. Matanya berbinar melihat keindahan itu. Telapak tangannya seperti menyentuh sutera impor, hanya saja sutera yang memiliki tekstur kenyal di sekelilingnya. Ia bahkan sampai geleng-geleng kepala tidak percaya akhwat didepannya memiliki payudara seranum itu.
Ia pun jadi ikutan terangsang. Penisnya langsung mengeras bak sebuah gada besi yang begitu kokoh meski masih tersembunyi di balik celananya. Pria itu menenggak ludahnya sendiri ketika dari jarak yang begitu dekat ia jadi dapat melihat proses kuluman yang dilakukan akhwat cantik itu.
Cakep benar ini cewek. Dilihat semakin dekat malah bikin jadi semakin nafsuin. Mana susunya semengkel ini lagi gak ada kendor-kendornya!!
Batinnya sambil terus meremasi payudara ranum Annisa secara bergantian antara yang kiri dan yang kanan.
Ia semakin terpesona melihat sosok seindah itu. Meski bidadari itu sedang berbuat sesuatu yang tidak pantas tapi kecantikan wajahnya serta kemulusan tubuhnya membuat birahinya membara. Lelaki itu bahkan sampai terpaku terpana akan keindahan di depannya itu.
“Kenapa bro? Sampe bengong gitu dah”
kata lelaki hidung belang yang sedang menikmati sepongan ternikmat itu
“Hehe gak kok. Cuma lagi mikir hal yang lain aja” balasnya coba menyanggah meski temannya itu pasti mengetahui kebenaran nya.
“Aahh.. mikir apa??” Tanya pria hidung belang itu dengan memejamkan matanya menahan nikmat yang diberikan oleh bibir Annisa .
“Ada deh..” jawabnya dengan sebuah senyuman yang khas.
Sambil tersenyum mesum, pria itu mendekatkan lagi dirinya dengan Annisa. Tangannya yang tadi meremasi susu bulat akhwat itu pun menyingkirkan tangan yang menutupi belahan vaginanya.
Liang kawin sang akhwat kembali terpampang di hadapan seorang lelaki yang bukanlah imamnya. Liang kawin itu malah tampak begitu menggairahkan. Liang kawin itu tampak semakin nakal karena cairan cinta yang aldi1010 begitu banyak menumpuk didalamnya merembes keluar seakan menarik perhatian dari pria tersebut.
Undangan itu pun tak ia sia-sia kan. Tangannya langsung bergerak menuju vagina yang nakal itu. Ia langsung mengarahkan jari tengah dan jari manisnya tuk mencari lubang sempit yang begitu basah disana.
“Nah ini dia lobangnya.. uwooohh..” ucapnya saat menemukan pintu masuk menuju goa yang becek itu.
Jlebb!!
Dengan satu tusukan saja, kedua jari itu langsung amblas masuk kedalam sehingga Annisa menjerit seketika.
“Mmmpphhhh…!!”
“Wah baru dimasukin pake jari doang tapi jepitannya udah kerasa. Apalagi kalo pake kontol ya.. liat nih bro… Memeknya bagus nih..” katanya sambil mulai menarik keluar jarinya secara perlahan lalu memasukkannya lagi dengan perlahan.
“Mmmpphhhh… Mmpphhhh….” Desah Annisa tertahan.
Sambil menyepong batang kejantanan pria hidung belang itu, Annisa dibuat meram melek akibat rangsangan di vaginanya. Ia dibuat merinding oleh kedua pejantan itu. Ia juga jadi semakin bergairah. Vaginanya semakin basah saja.
Abiii… Abiii… Kamu dimana bii??! Tolong cepat kembali sayang…
Bersambung ke bagian iii