Tetesan terakhir hujan malam itu telah turun disaat mentari mulai memancarkan sinarnya dari ufuk timur. Kicauan burung pun berkumandang riang menyambut datangnya pagi yang hangat.
Disebuah perumahan yang terletak di salah satu sudut kota, tampak sesosok dara jelita sedang memasak gulai kepala kakap yang menjadi hidangan favorit suaminya. Saat itu penampilannya biasa saja, sang dara hanya mengenakan piyama tidur dengan wajahnya yang belum tersentuh oleh riasan sama sekali. Walau demikian, karena kecantikan parasnya, bare face nya itupun sangat bernilai tinggi dimata para kaum Adam.
Sudah sejam ia memasak dengan suasana hati yang ceria, musabab hari itu adalah hari yang ia tunggu dalam beberapa Minggu terakhir. Diperhatikan dari aroma serta tampilannya, makanan yang sedang ia tuang ke piring suaminya pasti sangat lezat dan menggiurkan untuk disantap.
Di dalam kamar rumahnya, terdapat sesosok lelaki berparas tampan sedang memakai baju kaos oblong berwarna hitam. Ia telah mandi dan mengenakan parfum beraroma maskulin yang menjadi aroma kesukaannya. Dengan senyum tipisnya ia sudah bisa membayangkan saat-saat mesranya ketika bergandengan tangan berjalan menelusuri salah satu tempat liburannya. ia kembali tersenyum manis saat menyadari sesaat lagi waktu liburan dengan istri cantiknya tiba.
Tak lama berselang, dengan hati yang riang suami berparas tampan itu keluar menuju meja makan yang diatasnya telah dihidangkan berbagai jenis makanan seperti ikan kakap gulai, rebusan, tempe mendoan, dan melon segar yang dipotong kecil berbentuk persegi. Rasa laparnya langsung menggebu ketika menghirup aroma lezat dari kakap gulai kesukaannya. Lantas ia pun duduk lalu menunggu istri tercintanya untuk ikut menyantap hidangan lezat itu bersama.
“Fiuhh~. Akhirnya beres juga.. yuk abii kita makan. Tapi sebelum itu, Abi pimpin doa dulu ya..” ucap sang dara jelita yang menjadi istri dari pria tampan itu sambil duduk di sebelah suaminya.
“Iya mii.. yuk.. bissmilla………….”
Kata suaminya sambil mulai memanjatkan doa.
-_-_-_-_-_-_-_-
3 jam berselang. Sekitar pukul 9 pagi, Farhan sudah menghidupkan mobilnya. Ia mondar-mandir dari garasi karena mengangkat koper serta keperluan lain keluarga kecil nya. Dari balik pintu kamarnya, sesosok wanita dengan hijab di kepalanya muncul. Wajahnya sangat teramat cantik dengan hidungnya yang mancung serta matanya yang sangat lentik. Tak hanya itu, bola matanya juga bulat kecoklatan seperti memakai lens tambahan saja. Hal yang indah itu dipadukan dengan bibir nya yang juga sensual. Sungguh enak dipandang dan tidak membuat bosan. Tak salah ia menjadi sesosok model, influencer, sekaligus brand ambasador salah satu produk kecantikan yang sedang tren dipasaran.
Dalam kesibukannya mengangkat barang, Farhan sempat terdiam saat melihat sosok yang baru keluar dari kamarnya itu.
“Umi udah siap?” Tanya Farhan tergagap saat istri cantiknya melihat keterpakuannya.
“Udah dong. Let’s go Abi. Berangkat kita. Hihi” jawab Annisa dengan sumringah.
Sang Dara jelita yang berparas bak seperti seorang bidadari itu biasa dipanggil dengan nama Annisa. Annisa Febrianti lengkapnya. Seorang istri muda berumur 24 tahun dari seorang lelaki yang kerap disapa Farhan itu tampak sangat cantik dengan setelan trendy. Ia mengenakan tengtop berwarna hitam yang bersembunyi dibalik blazer berwarna senada. Rambut hitam lebat alaminya tersembunyi dalam balutan sebuah hijab pasmina berwarna cream yang tampak serasi dengan warna kancing blazernya. Dibawahnya ia juga memakai sebuah rok lebar yang senada dengan warna hijabnya. Penampilannya sungguh menarik, apalagi ia sengaja memilih tas berwarna cream untuk ia bawa sehingga seluruh pakaiannya tampak matching bagai sebuah karya seni yang sungguh sedap dipandang.
Ini bukanlah kali pertama, kedua, atau ketiga. Walau sudah tiga tahun menikah, Farhan terus saja terkejut setiap kali melihat sosok istri cantiknya itu ketika selesai bersolek. Seperti saat ini, ia sampai menelan ludahnya sendiri seperti tak menyangka telah menikahi sesosok bidadari tercantik yang menjadi pujaan banyak kaum adam. Sungguh ia telah menjadi lelaki yang beruntung.
“Let’s go umi. Cuss jalan kita. Hehe” jawab Farhan dengan memajukan bidang dadanya merasa bangga.
yakin telah mengunci semua pintu, jendela dan menutup pagar, Farhan pun masuk ke mobilnya lalu mereka pun berangkat.
Tujuan mereka kali ini adalah Jogjakarta. Sebuah kota yang terkenal akan budaya serta dan masyarakatnya yang santun. Kali terakhir Farhan ke Jogja adalah sekitar setahun lalu saat ia ditugaskan untuk mewakili rapat pleno dari kantor cabangnya. Saat itu, kala ia melihat dua orang sejoli yang jalan bergandengan tangan di salah satu pusat pasar, ia bermimpi sekaligus berdoa dan berandai-andai, lain waktu akan membawa istri tercintanya liburan di kota yang selalu membuatnya kangen untuk datang kembali itu.
Hari ini, ia akan menunaikan janjinya. Farhan memenuhi mimpinya. Dengan bekal bonus tunjangan dari honor serta kenaikan pangkat jabatan, ia mengajak istri cantiknya itu liburan ke Jogja.
Di awal perjalanan, masih belum keluar dari kota bandung, mereka terhenti pada sebuah persimpangan karena lampu merah. Sang dara jelita duduk di seat depan menemani suaminya menyetir. Saat sedang mengulik hp nya sebatas melihat feed Instagram miliknya, kuping Annisa tiba-tiba saja mendengar sebuah alunan lagu yang terasa familiar. Sebuah lagu yang dahulu pernah didengarnya.
Eh.. lagu ini. Kayak pernah dengar deh. Kapan ya?…
Batin Annisa yang merasa tidak asing dengan musiknya
Dari balik jendela mobilnya, seorang pengamen dengan kulitnya yang hitam legam karena tidak pernah dirawat muncul dan spontan mengagetkannya. Seketika mood ceria nya memudar saat melihat pengamen itu bernyanyi, ia jadi teringat akan kejadian buruk yang menimpanya sekitar satu tahun lalu.
Kejadian buruk? Ya.. bahkan, sangat buruk.
Meski berpenampilan luar biasa layaknya seorang muslimah dengan hijabnya dan terlihat luar biasa namun Annisa tidak sesempurna seperti yang orang-orang kira. Malah sebagian besar orang pasti tidak akan percaya dengan apa yang Annisa pernah alami waktu itu, diwaktu ia pernah berubah total dari seorang ukhti idaman menjadi seorang ughtea binal yang berprilaku lebih parah bahkan dari seorang pelacur sekalipun.
Sungguh sampai saat ini, hati nya terus bergidik ngeri saat mengingat kembali kejadian itu. Ia sendiri sampai tak percaya pernah seperti itu, pernah melakukan hal-hal tabu yang dilarang oleh agama. Jikalau dirinya sendiri saja sampai tidak percaya, apalagi orang lain yang sudah kenal dekat dengan dirinya. Mana mungkin.
Hush.. hush… Pergi sana. Pergi jauh jauh!..
batin Annisa berusaha menangkal pikirannya yang kembali mengingat perbuatannya dahulu.
Tapi jelas waktu tak mungkin bisa diputar kembali. Apa yang telah diperbuat, tidak mungkin dapat dilupakan begitu saja. semua hal tabu itu pernah terjadi. Dirinya tidaklah se-suci itu. Ia pernah salah. Ia pernah jatuh dalam jurang kemaksiatan yang begitu dalam.
Untungnya tidak lama berselang lampu marka jalan berubah menjadi hijau dan sang suami langsung tancap gas karena perjalanan mereka menuju kota tujuan masih panjang.
Cahaya mentari kini berwarna keemasan. Langit juga sedikit berawan sehingga romansanya jadi semakin dalam. Jalanan tampak sudah semakin ramai akibat lalu lalang orang yang baru pulang dari kerjaannya, hari sudah mulai petang saat mereka hampir tiba dikota tujuan.
“Umi, sepertinya kita harus isi bensin deh. Udah kedip kedip ini tanda bensinnya. Coba umi liat ada SPBU tidak di lurusan jalan ini..” ucap Farhan sambil melirik tanda fuel mobilnya.
“Iya abi.. isi aja dulu. Em.. Alhamdulillah Ini di maps sekitar 2km lagi ada SPBU kok bi. Pas banget disebelah kiri jalan lagi..” jawab Annisa yang sedari tadi menjadi navigator perjalanannya.
“Alhamdulillah. Abi kirain bakal jauh lagi pom bensin nya, karena masih perkampungan gini. Untunglah. Soalnya Abi juga kebelet. Hehe” Kata Farhan tertawa lega.
“Ih Abi.. syukurlah kalau gitu. Daripada Abi gak tahan, bisa-bisa harus keluarin pipisnya di botol. Hihihi..” balas Annisa tersenyum sambil memegang bagian bawah perut suaminya
“Jangan dipegang umi. Malah makin kebelet jadinya kan. Ihh umii..” Celetuk Farhan karena istrinya dengan usil malah menekan bagian bawah perutnya.
“Hehe abis Abi gemesin deh. Hihi” kekeh Annisa melihat kelucuan suaminya yang sedang menahan pipisnya
Beberapa menit berselang, setelah mengisi full bensin mobilnya, mereka pun menepi di SPBU tersebut. Toilet SPBU itu terletak dibagian sudut belakang yang membuat Farhan sempat memutar kembali sebelum parkir ditempat yang disediakan.
Kebetulan SPBU yang mereka datangi adalah satu-satunya SPBU didaerah tersebut yang membuat SPBU itu menjadi primadona bagi mereka yang melintas, SPBU itu tampak begitu ramai.
Begitupun di toilet umumnya. Antrean dalam memakai bilik WC terjadi baik di toilet khusus wanita maupun khusus pria. Kaki Farhan bak semut kepanasan yang tak bisa diam saking menahan rasa kebeletnya. Masih ada beberapa orang lagi di depannya. Setelah ia hitung, ternyata masih ada 6 orang lagi.
Sementara Annisa tampak baru saja keluar dari toilet wanita. Ia sudah membuang hajatnya dan berencana menunggu suaminya yang masih mengantre. Ia pun duduk di salah satu kursi tunggu yang berada di dekat toilet SPBU itu.
Saat menunggu, ia tampak sedikit kebingungan. Hal itu sangat normal karena dengan jelas ia mengingat sesosok wanita yang sebelumnya masuk kesalah satu bilik toilet dengan berpakaian syar’i, saat keluar dari bilik WC, wanita itu hanya memakai kaos polos dengan celana hot pants nya. pikirannya jadi berprasangka buruk ke wanita tersebut.
Masa iya sih?
Batinnya menduga-duga
Kemudian ia intip kearah suaminya yang masih mengantre. Tidak seperti tadi, kini hanya menyisakan 2 orang lagi. Ia sedikit lega karena sebentar lagi dapat melanjutkan perjalanan saat suaminya selesai.
“Misi.. saya boleh duduk disini?” Ucap seorang lelaki yang tiba-tiba saja sudah berdiri di sebelahnya
“Emh, ya silahkan..” jawab Annisa mempersilahkan. Lelaki itu pun duduk disebelahnya.
Kursi tunggu SPBU itu bermodel gandeng. sebenarnya 3 gandeng, namun 1 kursi di bagian sudutnya rusak dan hanya menyisakan 2 kursi yang bersebelahan. Annisa duduk dibagian pinggir sementara lelaki itu di bagian tengah.
“Nunggu siapa mbak?” Tanya lelaki itu membuka obrolan.
“Suami mas, itu lagi antri toilet” jawab Annisa memberi isyarat yang mana suaminya
“Ooh. Udah bersuami toh. Saya kira belum. Masih keliatan muda banget soalnya. Hehehe” kata lelaki itu dengan santainya sambil memperhatikan wajah manisnya.
“Hehe iya, udah mas” balas Annisa tersenyum tipis
Lelaki itu tampak mengamati Annisa. Bola mata nya menelusuri setiap jengkal tubuh wanita yang sudah bersuami itu. Semakin dilihatnya, maka semakin takjub dirinya. Wanita di depannya persis seperti wanita pujaannya yang hanya ada didalam imajinasinya saja. Paras nan indah dibarengi dengan tubuh yang aduhai. Sempurna.
Beruntung banget lakinya.. Huh!
Batinnya mendengus kesal.
Sebenarnya Annisa menyadari tatapan nakal dari lelaki itu. Tapi ia memilih tuk mengabaikannya. Ia memasang sikap acuh saat lelaki itu terus memandanginya. Ia pun mengeluarkan hp nya lalu membuka IG nya.
Tidak lama berselang, Farhan tampak datang menghampiri. Annisa yang menyadari kedatangan suaminya sontak berdiri dan merangkul lengan suaminya mesra.
“Mari mas..” ucap Annisa berpamitan kepada lelaki disebelahnya.
“Iya mba. Hati-hati dijalan..” jawab lelaki itu dengan sedikit sedih karena akhwat cantik itu telah dijemput suaminya.
Diam-diam disaat Annisa berjalan pergi menjauh, lelaki itu tetap memperhatikannya. Matanya tertuju fokus pada bongkahan kenyal pantat Annisa dari arah belakang yang melenggak-lenggok seakan memancing hasrat setiap lelaki untuk datang menamparnya gemas.
Gede banget itu bokong. Uhh. Bikin konak aja! Huh..
Dengusnya dengan kesal lagi karena Annisa sudah memasuki mobilnya.
-_-_-_-_-_-_-
Suasananya mendadak syahdu saat Annisa dan suaminya sudah memasuki daerah Jogja. Bahkan baru saja mobilnya melintasi tugu yang menjadi ikon kebanggaan kota tersebut. Annisa masih tampak fokus melihat kearah maps, menavigasi arah menuju hotel yang telah mereka pesan jauh-jauh hari sebelumnya.
10 menit kemudian, mereka sampai di Hotelnya yang berada tidak jauh dari kawasan Malioboro.
Sudah pukul 9 malam saat mereka telah meletakkan semua barang bawaan didalam kamarnya. Meski merasa sedikit lelah akibat seharian duduk di dalam perjalanannya tadi, ia tetap ceria. Annisa tampak membenarkan riasannya. Ia ingin tampil cantik karena sebentar lagi suaminya akan mengajaknya jalan menyusuri jalan Malioboro yang terkenal. Begitupun suaminya yang tersenyum bahagia melihat tingkah riang istri cantiknya. Tak lama kemudian, mereka pun berangkat.
Sepasang pasangan halal itu pun berjalan menantang keramaian Malioboro yang semakin malam jadi semakin ramai. Sang suami tampak sangat girang karena angannya terkabul. Ia kembali mengingat setahun lalu dimana ia merasa iri saat melihat adanya pasangan yang bergandengan tangan jalan tepat didepannya. Saat ini ia melakukan hal yang serupa. Kini ia sedang jalan bersebalahan dengan istri cantiknya. Farhan tentu menggandeng tangan Annisa yang membuat istrinya juga ikut merasakan rasa nyaman. Annisa tersenyum bahagia saat jemari suaminya begitu erat mendekap tangannya. Mereka tampak sangat mesra yang membuat banyak orang merasa iri karenanya. Apalagi mereka rupawan. Membuat banyak cewek-cewek muda disana melirik kearah Farhan yang begitu tampan, sementara cowok-cowok disana melirik ke arah Annisa yang sungguh jelita.
Tak terasa hawa dingin kian menghampiri apalagi saat itu cuacanya tampak mendung dengan angin sepoi yang tak hentinya bertiup. Saat mereka berjalan santai, tercium aroma sate yang sangat menggiurkan aehubgga membuat Farhan dan Annisa tersadar kalau mereka belum makan malam.
Mereka memutuskan untuk singgah ke salah satu warung pinggir jalan yang menyediakan menu gudeg khas setempat. Setelah memesan 2 menu yang berbeda mereka pun memakannya dengan lahap. Bapak pemilik warung itu tampak sesekali mencuri pandang ke arah Annisa yang sering menyuapi makanan miliknya ke mulut suaminya. Ia tertegun melihat kasih sayangnya. Kembali seorang pria lagi memandang iri pada Farhan sang suami, yang telah mendapatkan wanita seperti Annisa.
Memang jika sedang bersenang-senang, waktu begitu cepat berlalu. Sama seperti malam itu saat Farhan menghela nafasnya. Ia tak habis pikir saat melihat jam tangannya, ternyata hari telah berganti. Padahal baru sebentar rasanya jalan bareng istrinya menelusuri Malioboro, tapi kini ia harus mengajak istrinya pulang karena waktu sudah menunjukkan pukul 1 lewat.
“Umi.. pulang yuk. Gak terasa udah jam 1 lewat loh” ucap Farhan melihat kearah jam tangannya
“Gak terasa ya bi.. padahal rasanya baru bentaran doang kita jalan. Ingin rasanya kita kayak gini terus abi. Hehe” balas Annisa yang merangkul lengan Farhan mesra.
“Abi juga ingin. Tapi ini udah lewat tengah malam loh umi. Umi harus istirahat. Besok kita lanjut lagi ya sayang” jawab Farhan tak kalah mesra
“Iya abi. Umi ikut Abi aja. Kemanapun Abi ajak umi, sebagai istrinya Abi, umi pasti ngikut. Hihihi.” Ucap Annisa yang membuat hati Farhan bergetar
“Umi tau gak?” Tanya farhan.
“Abi rasa saat ini Abi adalah orang yang paling beruntung sedunia karena mendapatkan istri seperti mu umi.” Lanjut Farhan yang membuat Annisa terpana. Bibirnya tersenyum indah sambil menguatkan rangkulannya.
Farhan dan Annisa seperti pasangan yang baru menikah saja. Mereka seperti sedang kasmaran. Rasa cinta nya sedang berada di tingkat tertinggi yang membuat keduanya dimabuk kepayang. Dengan terus menebar kemesraan, mereka melanjutkan perjalanannya balik ke hotel.
Diperjalanan pulang, mereka tak sengaja melewati daerah yang bernama Sarkem. Suatu tempat lokalisasi yang memang berada dekat dengan jalan Malioboro. Nuansa yang ditimbulkan cukup berbeda sehingga membuat pasangan halal itu sedikit gugup.
Farhan tanpa sadar mengencangkan langkah kakinya. Ia seperti gusar ketika melihat beberapa wanita dengan tampilan yang menggairahkan. Wajar saja, namanya juga lokalisasi. Apalagi di jam segitu, pastilah akan banyak wanita malam yang sedang menjajakan dirinya kepada pria hidung belang. Dengan memegang tangan Annisa erat, ia menuntun Annisa untuk bergegas melewati tempat maksiat itu.
Sementara itu wajah Annisa malah menunjukkan keanehan. kenangan dulu sewaktu ia berpakaian seperti wanita malam yang sedang ia lihat menawarkan diri kepada om-om kembali merasuki benaknya. Ia menelan ludahnya sendiri. Tak menyangka sudah pernah melakukan hal yang sama seperti yang wanita malam itu lakukan.
Selang beberapa menit kemudian, mereka telah melewati daerah lokalisasi tersebut. Farhan dan Annisa mampir membeli minuman botol disebuah warung. Rupanya jalan cepat tadi menghabiskan sangat banyak energi yang membuat Annisa merasa cape.
“Maaf ya umi. Gara-gara Abi gak tau jalan, umi jadi lewat tempat yang gak bener gitu” ucap Farhan sambil menyerahkan sebuah botol minuman dingin.
“Iya abi. Gapapa kok..” jawab Annisa menerima botol minumannya lalu segera menenggaknya.
Setelahnya Farhan memegang perutnya. Ia seperti menahan sesuatu. Mukanya tampak kecut dengan bulu kuduknya yang berdiri saat sakit diperutnya semakin menjadi. Sepertinya gudeg yang ia makan tadi adalah penyebabnya. Farhan tidak biasa memakan masakan yang terlampau manis.
“Abi kenapa?” Tanya Annisa khawatir melihat ekspresi suaminya
“Perut Abi sakit mi.. duh.. ayo mi kita lanjut. Nanti aja di hotel Abi keluarin nya” kata Farhan menahan
“Bener tahan bi?. Yowes abi. Hayuk buru. Biar cepet..” ucap Annisa yang berdiri bersiap kembali jalan
Namun baru beberapa langkah saja, Farhan tidak dapat lagi menahan rasa sesaknya. Setelah menatap beberapa detik ke arah istrinya, ia mengajak istrinya balik ke warung pinggir jalan tempat ia membeli minuman tadi.
“Permisi Bu.. punten.. toilet dimana ya?” Tanya Farhan sampai menahan nafasnya sekuat tenaga mengatur rasa sesaknya
“Toilet umum ada disana mas. Agak jauh tapi..” Jawab ibu penjaga warung menunjuk ke arah sebuah tempat yang sudah sangat sepi dengan pencahayaan yang remang.
“Terima kasih Bu. Izin nitip istri saya sebentar disini ya..” ucap Farhan meminta izin. Ia takut apabila istrinya ikut dan menunggu dirinya ditempat se-remang-remang itu. Pasti lah lebih baik jika bersama ibu ini di warungnya. Pikirnya.
Setelah mendapat izin, Farhan langsung berlari kencang menuju toilet umum tersebut. Sementara Annisa hanya bisa menghela nafas karena harus menunggu di warung milik ibu itu.
Baru saja suaminya pergi. Belum hilang sosok suaminya yang masih berlari menuju toilet, Annisa yang kembali mengingat saat dulu ia beraksi selayaknya seorang penghibur, merasakan suatu sensasi pada tubuhnya. Ntah mengapa tubuhnya terasa panas.
Kenapa sih aku ini??
Batinnya saat merasa gairahnya semakin bergejolak
“Kondom 1 bik” ucap seorang pria tiba-tiba yang mengagetkan Annisa.
“30 ribu mas” jawab ibu itu menyerahkan 1 kotak kondom.
Lelaki itu pun memberi selembar uang 100 ribu untuk membayarnya.
“Waduh Uang pecahan saya gak ada. Bentar mas saya cari kembalian dulu” kata ibu pemilik warung buru buru meninggalkan warungnya.
Annisa terkesiap melihat sosok yang sedang membawa seorang wanita penghibur didekatnya. pria hidung belang itu sedang membeli perlengkapan tempurnya sementara si wanita malam ntah kenapa malah berdiri bersebelahan dengan Annisa.
Penampilan keduanya begitu kontras dimana Annisa yang berpakaian serba tertutup dengan hijabnya disandingkan dengan wanita penghibur memakai kemben yang bahkan tak menutupi separuh payudaranya.
“Udah ready nih yank. Yuk ah cepat. Si dedek udah gak sabar nih celupin ke situ” ucap si lelaki mengusapi penisnya dari balik celana jeans yang ia pakai.
Sungguh seperti tak punya rasa malu lagi pria ini, berani mengelusi area sensitifnya bahkan di area umum, dimana bukan hanya pasangannya saja yang berada di tempat itu, tapi juga Annisa!.
“Iya sayang sabar.” Jawab si wanita yang agak malu-malu menyadari ada cewek lain disebelahnya.
Lelaki itu menghampiri wanitanya yang berarti ia juga menjadi dekat dengan Annisa yang masih terpaku melihat sikap mereka. Sebelum mencapai wanitanya, langkah lelaki itu terhenti.
“Kamu sendiri aja?” Tanya si lelaki hidung belang yang baru menyadari adanya wanita cantik di warung itu
“Eh. Eh.. aku maksudnya?” Ucap Annisa melirik ke kiri-kanan tak menyangka lelaki itu bertanya padanya.
“Ya iya kamu. Selain kamu dan cewek ini, siapa lagi disini toh” balasnya
“Iya.. eh engg” jawab Annisa dengan kaku
“Oh pas la. Yuk ikut saya. Saya bayar 500k untuk malam ini” kata lelaki itu semakin berani mendekati Annisa.
Annisa sempat salah menjawab karena kekakuannya. Gawatnya lagi, belum sempat melanjutkan jawabannya si lelaki hidung belang itu sudah memotong pembicaraan dengan menawarkan uang 500 ribu rupiah.
Seketika bulu kuduknya berdiri mendengar ucapan lelaki itu. Matanya membuka seakan tak percaya kalau saat ini ia sedang ditawar layaknya seorang wanita penghibur.
“Maaf mas. Saya bukan wanita seperti itu” jawab Annisa dengan canggung lalu mundur selangkah. Ia juga jadi merasa takut karena lelaki itu sudah berada tepat di depannya.
“Masa? Apa tawaran saya kurang?” Tanya lelaki itu. Dengan beraninya ia sudah mengarahkan tangannya memegang dagu Annisa.
Annisa tak berani menatap mata lelaki itu. ia lalu sengaja mengalihkan pandangannya. Hal itu membuat lelaki yang ternyata sedang dalam pengaruh alkohol itu sedikit kesal dan langsung saja memegang dagu Annisa. Membuat wanita cantik itu mau tak mau untuk menatap kearahnya.
“Kamu cantik. Menarik sekali. Ikut dengan saya, saya beri kamu 1 juta di awal!” ucap pria itu lagi karena Annisa hanya diam tak mampu berkata-kata
Annisa masih ngeblank. Otaknya tak mampu mencerna ucapan lelaki hidung belang yang sedang menggodanya itu.
“Maaf mas.. tapi.. Aku lagi nungguin seseorang” jawab Annisa terputus.
Lagi-lagi ia salah menjawab.
Dibalik kekakuannya Annisa menyadari kesalahannya. Mengapa ia memberi jawaban seperti itu. Mengapa ia tak langsung saja bilang kalau ia sedang menunggu suaminya!
“Ooh keduluan saya. Ya udah deh. ” Kata lelaki itu melepas tangannya dari dagu Annisa.
Annisa tampak lega. menduga lelaki itu sudah menyerah dan tak akan melanjutkan niatannya lagi.
“Empphhh!”
Annisa tiba-tiba mendesis mendapati bongkahan kenyal bokongnya diremas dengan kasar oleh hidung belang itu.
“Aji gile sekel banget ini pantat” kata lelaki itu
“Mas jangan kurang aj.. emmpphhhh” ucap Annisa tertahan. Bukan hanya bokongnya, satu tangan dari hidung belang itu tiba-tiba saja sudah mencengkram kuat payudara kirinya.
“Mpphh… Jang.. mpphhhh.. sakittt” rintih Annisa karena tangan hidung belang itu sangat kasar meremasi bongkahan susu bulatnya.
Kini lelaki hidung belang itu terkesiap merasakan kekenyalan payudara Annisa. Meski baru dari luar cardigannya dan payudaranya masih ditutupi oleh bra, tapi telapak tangan hidung belang itu sudah dapat merasakan bongkahan daging yang dipegangnya sangat berkualitas
“Mass udahhh!” Ucap Annisa berusaha melepas cengkraman hidung belang itu.
Akal sehat Annisa perlahan pulih karena sakit yang ia rasakan di payudaranya. Ia terus berusaha menepis tangan bejat itu.
“Bentar aja kok. Grepe doang dan akan saya bayar kamu 50 ribu” kata hidung belang itu terus melancarkan aksinya.
Remasannya terus berlangsung. Karena sedang dalam pengaruh alkohol ia seperti tak dapat mengontrol tenaganya.
“Awhh sakit masss! Aahhhh” desis Annisa kesakitan
“Aku gak butuh uangmu mas!! Hentikan ini!” Ucap Annisa terus menggeliat memberontak hingga tanpa sadar jadi menampar tangan pria hidung belang itu yang membuat selembar uang 50 ribu itu terjatuh.
Karena terus melawan, emosi lelaki hidung belang yang sedang dalam pengaruh alkohol itu meninggi. Ia melepas cengkraman tangannya dari payudara Annisa. Namun cengkraman itu beralih menuju lehernya.
“Ugghhh sakkittt” ucap Annisa tercekik
“Saya gak suka cewek pembangkang! Paham!” Kata lelaki itu mendekatkan wajahnya hanya beberapa centi dari wajah Annisa
Annisa semakin takut. Kekuatannya buyar begitu saja. Ia tak menyangka lelaki hidung belang didepannya sangat kasar. Tangannya terus mencekik leher Annisa sampai akhwat berhijab itu kesulitan bernapas. Liur Annisa sampai keluar dari sudut mulutnya.
Disaat Annisa hampir kehilangan kesadarannya, lelaki itu melepas cengkraman nya yang membuat Annisa seketika tersimpuh.
“Bangun!” Ucap lelaki itu dengan nada tinggi.
Annisa yang masih mengumpulkan kembali kesadarannya ternyata mendengar suara perintah itu. Ia pun mengumpulkan sisa tenaganya untuk berdiri. Matanya berkaca-kaca. Ia begitu takut melihat kearah lelaki hidung belang itu.
“Ini 50 ribu nya. Terima. Jangan di tolak!” Teriak pria itu menjulurkan selembar uang 50 ribu yang jatuh tadi.
Annisa yang masih gemetaran saking takutnya terpaksa menerima uang itu. Ia ketakutan. Ia tak ingin menerima perlakuan seperti tadi.
Abi.. cepat kemari. Please Abi.. tolong umi..
batin Annisa berharap dengan mata yang berkaca-kaca
Setelah melihat wanita berhijab itu menerima uangnya, lelaki hidung belang itu memberi isyarat agar teman wanitanya sedikit menjauh. Ia pun menarik Annisa ke sisi belakang warung.
Tak mau membuang waktu, lelaki itu langsung saja mendekap tubuh Annisa. Ia memeluknya erat.
“Harum banget kamu” kata lelaki itu menghirup aroma tubuh Annisa dari lehernya yang masih tertutupi hijab.
Tangannya kembali menghampiri payudara Annisa. Kali ini dengan kedua tangannya ia meremasi kedua susu bulat wanita cantik itu dari balik bajunya.
“Mmpphhhh….”
Annisa kembali mendesis merasakan kedua susu nya di remasi dengan kuat.
Rupanya suara desis manja Annisa malah membuat birahi hidung belang itu melejit. Pusakanya yang masih terhimpit celana dalam dan celana jeans nya perlahan mengeras.
Merasakan penisnya yang telah mengeras jadi terjepit, Lelaki itu pun dengan sangat cepat membuka resleting nya dan mengeluarkan penisnya yang sudah menjulang.
Annisa yang melihat kearah penisnya itu hanya bisa pasrah. Ia hanya mampu menelan ludah berharap lelaki itu segera menyudahi aksi cabulnya.
“mpphhh….”
Selagi memperhatikan bentuk penis yang tidak terlalu besar itu, Annisa kembali mendesis karena salah satu payudaranya kembali di cengkram.
Hijab Annisa di singkap ke pundaknya. Kancing cardigannya juga dibuka sehingga tengtop hitam yang Annisa kenakan terlihat. Dengan lihainya lelaki hidung belang itu menarik keatas tengtop Annisa sampai memperlihatkan perut rata milik sang dara dan payudara putihnya yang terbungkus dibalik bra nya.
“Buka!” Perintah lelaki hidung belang itu. Ia ingin Annisa sendiri lah yang memperlihatkan apa yang ia sembunyikan di balik bra nya.
Dengan tangan yang gemetaran Annisa terpaksa menuruti. Perlahan ia menyingkap bra miliknya yang membuat kedua susu bulatnya mencuat keluar.
Lelaki itu menenggak ludahnya sendiri. Penisnya menjadi lebih keras lagi melihat keindahan gunung kembar dihadapannya. Warnanya putih bak pualam dengan puncaknya yang berwarna coklat muda.
Bentuknya begitu mengkel. Bentuknya mancung. Kulitnya begitu mulus. Putingnya berwarna coklat muda. Payudaranya sangat luar biasa. Mata lelaki itu begitu terpana melihat payudara Annisa yang begitu menggugah selera. Sungguh baru kali ini ia melihat payudara yang begitu megah selama karirnya menjadi seorang pria hidung belang . Ia bahkan sampai menyeka liurnya yang hampir tumpah.
Sementara itu tanpa mampu ditahan lagi air mata Annisa menetes jatuh menyadari tubuh bagian atasnya sudah terekspos dihadapan seorang lelaki yang bahkan ia tak tahu namanya.
Nyut!!
Kali ini dengan hati-hati lelaki itu menekan lembut payudara indah itu. Telapak tangannya kini dapat merasakan langsung berapa mulus dan kenyalnya buah dada dari seorang wanita cantik yang menjadi pujaan banyak orang.
“Anjir ini toket mantep benar” ucap lelaki hidung belang itu takjub. Tangannya bergerak mengelusi seluruh bagian dari payudara Annisa seakan meresapi kehalusan kulit yang selalu dirawat sambil sesekali menoel-noel ujung dari pentil nya. Telapak tangan lelaki itu berulang kali naik turun terus menikmati kemulusan kulit indah payudara milik akhwat berhijab itu.
“Ssshhhhh…” Annisa mendesah merasakan sebuah sensasi yang seharusnya sudah ia lupakan.
Tubuh annisa merinding setiap kali lelaki didepannya itu menekan putingnya kedalam lalu mencubitnya pelan. Sesekali matanya juga memejam saat pentil imut nya dipelintir gemas. Tentu tak cukup sekali pria hidung belang itu melakukan gerakan serupa sehingga membuat Annisa lama kelamaan menjadi belingsatan.
“Cantik banget” kata lelaki itu sambil terus melihati susu bulat yang ia permainkan.
“Saat nya kita icip. Happ…” ucapnya sambil mendekatkan bibirnya lalu mengulum puting berwarna cokelat muda itu.
“Mpphhh mass… Ahhhh” desah Annisa menahan kenikmatan yang mulai ia rasakan.
birahinya perlahan ikut meninggi menerima rangsangan di area payudara nya. Apalagi ia tahu betul puting payudaranya adalah salah satu spot terbaik untuk merangsang birahinya. Napasnya semakin memburu saat pentil susunya ditarik-tarik oleh pria itu.
Bahkan sedikit demi sedikit tanpa disadari vaginanya kian terasa lembab. Matanya dengan sayu aldi1010 memandang ke bawah melihat pria hidung belang itu menyusu di payudaranya seakan Sorang bayi. Ia juga sesekali merasa geli saat lidah lelaki itu begitu liar dalam mempermainkan putingnya didalam.
“Hmm, gimana ya.. rasa susu kamu asin dikit sih.. tp enak.. pantes banget untuk di kenyot. Mmppph..”
katanya seakan memberikan review lalu kembali menyeruput puting Annisa bagai seorang anak yang menyusu kepada ibunya
“Mmpphh.. ssshhhhh… Mmpphhhh”
Menerima rangsangan itu membuat Annisa terus mendesis nikmat. Tanpa sadar tangannya bahkan sudah memegangi kedua bahu si lelaki hidung belang yang sedang menyusu di payudaranya seakan sudah meridhoi tindakan cabul lelaki yang bukan siapa-siapa nya tersebut.
Seraya menyusu seperti bayi, tangan lelaki itu perlahan berpindah kebawah menyusuri perut rata Annisa hingga sampai pada kancing rok span yang Annisa pakai.
Dibukanya perlahan kancing itu hingga membuat rok yang Annisa pakai seketika terjatuh ke tanah. Istri dari seorang lelaki bernama Farhan itu kini tinggal mengenakan celana dalamnya saja di depan lelaki yang bukan muhrimnya tersebut.
“Mmhhh.. ssllrrpp.. ssllrrppp…”
guman lelaki itu terus menghisap susu bulat Annisa. Ia kini telah berpindah ke susu yang satunya. Ia hisap terus pentil imut berwarna cokelat muda itu secara bergantian. Annisa sampai memejam seraya syahwatnya yang terus meninggi. Matanya memejam sambil menggigit bibir bawahnya saat tangan pria itu sedang mengelusi vaginanya dari luar celana dalamnya. Terasa geli geli nikmat yang membuatnya suka.
“Sshhhh….” Desis Annisa dengan manja
Cukup lama hidung belang itu menyusu seakan tidak pernah puas merasakan kelezatan payudara mengkal milik istrinya Farhan itu. Kini penisnya sudah ereksi maksimal. Birahinya memuncak tidak sabar menikmati hidangan puncak, yakni legitnya vagina seorang akhwat jelita didepannya itu seutuhnya.
Sementara itu sudah lebih 5 menit Farhan meninggalkan istri cantiknya. Didalam bilik toilet umum, ia masih berkutat dengan perutnya yang masih saja terasa mules meski ia rasa sudah tidak ada lagi fases yang bisa dikeluarkan. Ia merasa tak enak membuat istri nya menunggu terlalu lama. Ia juga merasa khawatir karena mereka sedang di kota orang, apalagi istri nya sedang sendiri menunggu di tempat yang tidak jauh dari tempat lokalisasi. Ia takut istrinya jadi kenapa-kenapa. Tapi apa daya, perut nya sedang tidak bersahabat. Ia masih berperang melawan dirinya sendiri.
Di sisi lain, seorang akhwat berparas jelita kian pasrah saat bibir vaginanya dibuka lebar oleh seseorang yang tidak ia kenal. Celana dalamnya telah diturunkan dan dibuang kearah rerumputan di belakang warung.
Ia tengah berdiri menyenderkan punggungnya pada dinding sebuah warung. Kaki kanannya tengah diangkat menumpu pada pundak pria yang sedang berjongkok dibawahnya. Wajahnya secara reflek mendongak keatas saat ada benda lunak dan basah berusaha masuk membelah sempitnya liang kawinnya.
“Mmpphhhhhh… Ouhhhhhhh” desisnya dengan manja
“Anjir ini memek enak bener. Susunya enak, memeknya juga gak kalah enak. Gila bener kamu!. Sllrrppp..” ucapnya memuji kesempurnaan Annisa sebelum kembali menjilati sekujur bibir kewanitaan Annisa.
Lelaki itu seperti sehabis memenangkan sebuah lotere. Pelacur yang sedang disewanya bukanlah tandingan bagi seseorang seperti Annisa. Ia merasa sangat beruntung bertemu wanita dengan tubuh yang begitu terawat dan vaginanya yang begitu indah dan gurih. Rasanya membuat dia ketagihan. Rasanya ingin semakin beringas menjilatinya. Rasanya ingin menjilati vagina gurih tersebut selamanya dengan lebih brutal lagi.
Slrrpp.. ssllrrppp… Ssllrrpppp…
“Sshhhhhh…. sshhhhh..~” Annisa sampai mendesah merem melek dibuatnya.
Lelaki hidung belang itu dengan lihai memainkan lidahnya menyapu seluruh area kewanitaan Annisa sampai tidak ada 1 spot pun yang terlewatkan. Tak hanya itu, berkat pengalamannya ia juga dengan lihainya mampu memprediksi area mana yang lebih sensitif sehingga baru sebentar saja, vagina Annisa tidak hanya basah karena liurnya, tapi juga karena lendir kewanitaannya yang merembes keluar. Padahal liang kawin akhwat cantik itu belum ditembus oleh jari jemari bahkan oleh kelamin dari pria hidung belang itu namun cairan cinta Annisa seakan tumpah ruah keluar dari dalam rongga vaginanya.
Tangan Annisa kini berada di kepala lelaki itu. Ia meremasi rambut itu seakan menikmati. Bukan. Ia sampai melakukan itu pasti karena menikmatinya. Annisa sampai mendesah desah aldi1010 kecil saking nikmatnya, tubuhnya menjadi sangat sensitif seperti sedang dilanda orgasme walau sedang tidak orgasme.
“Saatnya kita masuk ke menu utama” ucap lelaki itu menurunkan kaki Annisa lalu berdiri tegap tepat dihadapannya.
“Cium!” Suruh lelaki yang badannya lebih tinggi beberapa centi dari annisa
Annisa dengan wajahnya yang sayu langsung menuruti. Ia bahkan sengaja berjinjit meninggikan badan agar bibirnya dapat mengecup bibir hitam si lelaki yang bukanlah pasangan halalnya. Terasa rasa gurih sisa lendir vaginanya yang membasahi bibir gelap lelaki itu.
Cuph!
Si lelaki hidung belang kini telah mendapatkan bibir manis milik Annisa. Hatinya sumringah karena akhwat berhijab didepannya kini sangat patuh.
Puas dengan respon akhwat cantik nya, lelaki itu lalu menurunkan pandangannya. Ia melihati penisnya sendiri seraya memberi isyarat ke arah Annisa
Gluk!..
Annisa kembali menenggak ludahnya. Darahnya berdesir hebat hebat menerima kenyataan bahwa lelaki cabul didepannya kini sudah meminta pelayanan dari liang kawinnya.
Annisa masih mengenakan hijab menutupi rambutnya serta cardigan hitam yang sudah dibuka kancingnya saat ia mulai mengarahkan tangannya membetot penis keras itu.
“Uhh” gumamn lelaki hidung belang itu merasakan genggaman tangan mulus milik sang akhwat.
Annisa sempat melihat manja kearah lelaki itu sebelum membalikkan tubuhnya membelakangi. Penisnya masih ia betot dan ia arahkan sendiri ke pintu gerbang liang kawinnya.
Sengaja ia gesek gesek terlebih dahulu guna mengambil cairan cinta yang sudah merembes keluar. Alhasil Annisa dan lelaki itu sama-sama merasakan sensasi enak di kelaminnya. Apalagi saat kepala jamur lelaki itu terus menggesek lipatan lembut di bibir vagina Annisa.
Padahal belum dimasukin, tapi rasanya udah seenak ini??
Batin pria itu menyeringai
Annisa sudah kehilangan kewarasannya. Syahwatnya sudah terlalu tinggi untuk dikendalikan. Vaginanya sudah terlampau gatal dan ingin di garuk karena rangsangan yang diterimanya sejak tadi. Ia sudah melupakan bahwa posisi suami nya tidaklah jauh dari tempat nya berada.
Setelah terus ia gesek secara teratur dari atas kebawah menyusuri garis kewanitaannya, Kepala penis milik lelaki hidung belang itu kini telah basah sempurna terlumeri cairan cinta milik nya. Lalu ia mengarahkannya tepat di pintu gerbang liang kawinnya.
“Hmppppp~..” desisnya sambil mendorong tubuhnya kebelakang.
“Erggghhh.. emmpphhhhh..” erang lelaki itu merasakan sensasi jepitan yang begitu nikmat kendati baru setengah kepala jamurnya saja yang masuk.
Annisa ikut memejam saat merasakan ada benda keras yang perlahan membelah vaginanya. Alisnya juga terangkat dan bibir bawahnya ia gigit. Sungguh ekspresi yang ditunjukkan sang akhwat saat itu terlihat sangat menggairahkan. Untungnya ia menyenderkan keningnya ke dinding sehingga wajah binal itu tidak dapat dilihat oleh siapapun.
Lelaki itu hanya diam berdiri tegak. Tangannya hanya ia letak di pinggangnya tidak ngapa-ngapain. Didepannya Annisa sendiri yang sedang berusaha memasukkan penis pria tersebut semakin dalam kedalam vaginanya.
Meski sudah becek, tapi tetap tidak semudah itu untuk mendapatkan kenikmatan dari liang kawin milik akhwat cantik itu. Pemilik lubang kenikmatan itu harus melakukan tarik ulur agar penis lelaki yang bukan muhrimnya tersebut bisa masuk.
Saat batang keras itu baru masuk setengahnya, Annisa sudah sedikit meringis merasakan sesak di dalam vaginanya. Jadi terpaksa ia majukan lagi badannya sampai penis itu hampir keluar sebelum ia mundur kan lagi tubuhnya agar penis itu dapat masuk lebih dalam.
Sebaliknya, Lelaki itu tampak sangat menikmati. Seumur hidup baru ini dia merasakan ada vagina yang mampu membetot penisnya dengan begitu erat. Rasa hangat didalamnya juga tidak kalah enak. Meski belum masuk sepenuhnya, ia merasa penisnya sangat nyaman bertamu vagina Annisa. Ia menyeringai mesum mengamati usaha pantang menyerah wanita berhijab didepannya.
“Mmpphhh! Mmpphhhhh!… Mmpphhhhh!.. mmpphhh!” Lenguh Annisa terus bekerja keras.
Meski sudah sangat terangsang, tapi Annisa masih mampu menahan desahannya. Ia terus menikmati usaha tarik ulurnya. Vaginanya sudah sangat sensitif. Setiap gesekan saja mampu membuat sekujur tubuhnya bergidik nikmat.
Kini Annisa kembali memajukan pinggulnya. Ia majukan terus Aldi1010 sampai hanya sisa seperempat kepala penis lelaki hidung belang itu yang tersisa di vaginanya. Namun kali ini berbeda. Ia telah membulatkan tekad. Ia tidak mau setengah-setengah lagi. Ia sudah bertekad dengan satu dorongan mantap ini, vaginanya akan mampu melahap seluruh batang haram milik lelaki itu!
“Ssshhh… MMMPPHHHHHH!!”
BLESH!
“uhhhh!”
Annisa dan lelaki hidung belang itu melenguh secara bersamaan saat penisnya berhasil masuk sempurna ke liang kawin Annisa.
Crrtt! Crrrttt! Crrrtttt!
“Aaahhhhhh massss!”
Bersamaan dengan masuknya penis haram itu ternyata Annisa meraih orgasmenya. Ia menjerit nikmat. Badannya menggelinjang dengan kepala ia angkat keatas. mulutnya menganga dan matanya membuka separuh dengan ekspresi yang sangat binal.
Begitupun lelaki hidung belang itu seketika merasakan adanya siraman hangat di sekujur penisnya. Seluruh otot vagina Annisa yang sedang berkontraksi memberikan remasan yang begitu nikmat sampai lelaki yang telah pro didalam dunia malam itu hampir tak kuasa menahan nikmat dan ikutan keluar.
Hanya dengan masuknya seluruh batang haram lelaki itu, Annisa dapat merasakan lagi nikmatnya surga dunia. Hal yang belum ia rasakan dalam kurun waktu hampir setahun ini. Padahal lelaki itu belum memulai kerjanya. Pinggulnya bahkan belum sekalipun bergoyang memompa.
Aahhhh… Aahhhh… Ini nikmat… Ahhhh ini sangat nikmat!.. kenapa harus gini lagii!…
Lirih Annisa dalam hati. Tubuhnya terus ser-seran merasakan sisa orgasmenya yang begitu dahsyat.
Dadanya mengembang mengempis dengan napasnya yang tersengal-sengal. Sekujur dinding kewanitaannya berkedut nikmat bahkan kakinya jadi gemetaran. Sensasi yang membuatnya kangen.
Perlahan rasa nikmat surga dunia itu mereda tatkala tersirat tatapan mesum dari lelaki hidung belang dibelakangnya. Beberapa saat ia sengaja diam menikmati ulekan super dari liang kawin akhwat cantik didepannya.
“Udah?? Sekarang giliran saya ya!” Kata lelaki hidung belang itu setelah membiarkan Annisa menikmati klimaksnya beberapa saat.
“Eehhmppp!… Mas tunggu! Mmpphhhh! Aauhhhhh!” Desah Annisa saat merasakan adanya sebuah ujung benda keras sedang menyundul pintu masuk vaginanya.
“Mmmpphh… Massssh… Mmpphhh…” Desahnya dengan manja saat batang haram milik pria hidung belang itu perlahan membelah semakin dalam masuk ke dalam vaginanya.
Kembali terasa jepitan hangat yang luar biasa. Terasa begitu nyaman. Kenikmatan tersebut membuatnya tidak sabar untuk bergerak maju mundur.
Splokk..
Splokk..
Splokk..
Setelah meraih orgasmenya, kewarasan Annisa perlahan kembali. Ia merinding menyadari saat ini ia sedang disetubuhi dengan gaya doggy style di tempat terbuka di tempat dimana suaminya bisa kembali kapan aja.
“Nikmat sekali jepitan memekmu. Uhh.. ini sungguh nikmat. Beda sekali dengan memek lonte yang biasa saya sewa! Dasar!!!” Katanya terus memajukan mundur kan pinggulnya perlahan menikmati.
Splokk!!..
Splokk!..
Splokkk!..
Rasa nikmat yang dirasakan oleh ya membuatnya semakin kuat dalam menggenjot sang akhwat. Jepitan vagina Annisa benar-benar nyahud sehingga ia tak kuasa menahan diri.
“Mmpphh! Mmpphhh! Pliss udah mas.. cukup.. udah… Mmpphh! Aahhhhh…” desah Annisa manja sambil berusaha menutup mulutnya sendiri
“Gila kamu! Mana bisa udahan. Mana lagi enak gini!” Katanya sambil memberikan tenaga lebih dalam setiap tusukannya.
“Emmpphh… Mmmpphhh… Shhhhhh… Aaahhhh… Aaahhhh…” lenguh Annisa dengan manja.
Meski sebenarnya ia ikut merasakan kenikmatan itu, tapi kini Annisa merasa khawatir. Ia khawatir suaminya akan kembali dan memergoki dirinya. Ia takut kalau suaminya sampai melihat dirinya yang sedang keenakan disetubuhi oleh lelaki lain!
Splokk!!..
Splokk!..
Splokkk!..
Tubuh Annisa semakin berguncang di tengah pompaan penis lelaki hidung belang itu. Susu mengkal nya ikut terombang-ambing searah dengan goyangan tubuhnya. Menyadari hal itu, tangan lelaki itu tak kuasa untuk tidak membekap susu pulen milik Annisa. Diremasnya payudara itu dengan cukup kuat sehingga pemiliknya jadi merinding.
Merasakan pijetan serta reamsan di payudaranya Annisa kembali mengerang nikmat. Ia jadi semakin menikmati persetubuhannya. Vaginanya juga jadi semakin basah saja.
“Aahhh… Aahhhhh… Masshhh.. udahh… Cukuppph.. jangann diterusiinnn… ahhhh..” desah Annisa sekuat tenaga menahan dirinya agar tidak ikut terbawa nafsu.
Annisa memang ingin sekali menghentikan perbuatan lelaki hidung belang itu, namun tubuhnya justru berkata sebaliknya. Mulutnya malah terus mendesah manja. Desahan aldi1010 demi desahan yang keluar dari mulut akhwat cantik itu membuat lelaki hidung belang itu tersenyum lebar. Ia pun jadi semakin bersemangat.
Tanpa disadari olehnya, batang kejantanannya malah semakin mengeras saja didalam sana. Ia juga tak sadar jadi semakin cepat melakukan sodokan demi sodokan yang begitu bertenaga. Membuat Annisa seakan terdorong kedepan setiap lelaki hidung belang itu menggenjotnya. Susu indahnya kian terjepit pada dinding kotor warung itu.
Meski begitu Annisa malah semakin menikmatinya. Luapan birahi yang semakin menjadi membuatnya kembali lupa diri. Tubuhnya jadi semakin sensitif.
Tanpa di pandu kini pinggulnya ikut bergoyang agar seirama dengan pompaan pejantannya. Pinggulnya yang aduhai itu berusaha mencari ritme yang pas. Kala pria hidung belang itu mendorong penisnya, maka ia memundurkan pinggulnya. sodokan yang diterimanya jadi semakin dalam dan nikmat. Mulutnya pun ikut membuka. Meski sudah ia tutupi dengan punggung tangannya, suara desahannya malah jadi semakin kuat saja tidak menghiraukan tempatnya di kawini.
“Kata nya udah… Tapi ini bokong malah ikut goyang.. gimana nya kamu?? Hahahah” ucapnya saat menyadari ternyata akhwat cantik itu ikut bergoyang.
Ia pun menghentikan laju hentakan pinggulnya. Pria hidung belang itu berhenti menggenjot sang akhwat. Tampak kini Annisa yang berusaha payah agar penis yang berukuran tidak terlalu besar itu tetap keluar masuk dengan cepat dari vaginanya.
“Aahh.. auhhhh… Ahhhhh…” Desah Annisa tanpa menghiraukan ucapan lelaki itu.
Lelaki itu pun kembali tersenyum sambil geleng-geleng kepala. Siapa sangka akhwat cantik yang sedang disetubuhi nya itu memiliki sifat tsundere dimana mulutnya berkata tidak, namun hati dan tindakannya justru berkata lain.
Splokk!..
Splokkk!..
Splookkk!..
Dengan tersenyum puas pria hidung belang itu kini ikut menggoyangkan pinggulnya lagi. Tidak ada yang dapat mengalahkan nikmatnya bercinta saat kedua insan yang melakukannya saling bergoyang seirama.
Suara mesum hasil benturan antar selangkangan mereka pun semakin terdengar nyaring. Belum lagi suara yang ditimbulkan oleh basahnya vagina Annisa membuat suara itu terdengar semakin erotis.
Baru 5 menit lamanya lelaki itu menggenjot Annisa namun penisnya sudah merasakan sebuah tanda-tanda.
“Ahhh sial….” Batinnya
Mau tak mau ia terpaksa memperlambat tempo pompaannya.
Perubahan kecepatan sodokannya itu ternyata membuat Annisa heran. Ia jadi menoleh kebelakang, kearah lelaki itu. Matanya menatap sayu penuh tanda tanya. Mulutnya manyun aldi1010 manyun manja. Annisa tidak ingin digenjot selemah ini, Ia ingin digenjot dengan kuat, dengan lebih brutal.
Melihat tingkah wanitanya membuat pria hidung belang itu jadi merasa tertantang. Ia langsung paham akan maksud dari tatapan itu.
“Ughh.. oke kalau begitu.. hennggkkk!!” Lenguhnya kembali mempercepat sodokannya..
Splokk!!..
Splokk!..
Splokkk!..
Pinggulnya kembali bergerak dengan cepat. Sodokannya sudah seperti bor yang berniat menembus rahim Annisa. Kecepatannya itu membuat suara nyaring erotis itu kembali terdengar membahana.
Ia juga membungkukkan sedikit tubuhnya. Kepalanya ia majukan agar dapat mengecup pipi manis dari seorang akhwat cantik yang sedang mendesah keenakan.
Cupph!
Ketika kecupannya mendarat, Annisa merinding nikmat. Darahnya jadi semakin berdesir ketika sembari digenjot, lelaki itu mengecup mesra pipinya. Ia pun menggigit bibir bawahnya sembari memejam menikmati cumbuan pejantannya. Annisa kian pasrah menikmati kecupan di pipi dan genjotan di vaginanya.
“Mas. Ada orang kemari!” Teriak seseorang dari arah depan.
Tiba-tiba terdengar suara seseorang dari kejauhan diikuti dengan suara langkah kaki yang semakin mendekat.
Ditengah keasikan mereka tiba-tiba saja wanita yang hanya memakai kemben itu datang. Ia cukup kaget melihat pasangannya sedang menyetubuhi wanita lain. Matanya terbelalak, bahkan sesaat ia sampai menutup mulutnya menggunakan tangannya seakan tidak percaya. Bukannya mereka sepakat hanya petting saja? Meski begitu hal itu bukan lah sebuah masalah. Yang menjadi masalah adalah ada orang lain datang.
Seketika kewarasan Annisa kembali. Tubuhnya merinding menduga yang datang itu adalah suaminya. Ia pun panik. Tanpa pikir panjang Annisa langsung memusatkan energinya untuk melepaskan diri dari jeratan lelaki hidung belang itu.
“Sial kenapa saat lagi asik begini!” Ketus lelaki itu merasakan pergolakan dari wanita yang sedang digenjotnya.
Annisa meronta-ronta. Ia kembali menggeliat hendak melepaskan diri. Dengan terpaksa pria hidung belang itu pun melepas Annisa. Akhwat cantik itu langsung menyingkir dari sisi lelaki itu sehingga penisnya pun ikut terlepas.
Akan tetapi lelaki hidung belang yang sudah kepalang tanggung itu tidak langsung menyerah. Dengan cepat Ia kembali mengambil tangan Annisa lalu menariknya mendekat hingga Annisa jatuh dalam pelukannya.
Dengan tangannya Annisa berusaha mendorong agar tubuhnya terlepas dari pelukan lelaki itu. Namun apa daya, dari segi kekuatan jelas Annisa kalah jauh sehingga Annisa tak berhasil melepaskan diri. Malah lelaki hidung belang itu kini mendekapnya dengan begitu erat menggunakan tangan kirinya. Susu polos Annisa yang tidak ber penghalang langsung terhimpit pada bidang dada lelaki itu.
“Mass.. jangann.. toloonggg!… Masshh…” Rengek Annisa ketika kaki kirinya diangkat.
Lelaki tersebut tidak menggubris akhwat cantik yang kembali meneteskan air mata itu. Ia sudah tidak tahan lagi. Batang kejantanannya sudah terlalu bernafsu untuk menuntaskan hajatnya.
“Aahhhhh….” Lenguh Annisa ketika penis lelaki itu perlahan memembelah kembali liang sempit vaginanya.
“Henggkkkk!!!”
“Aaahhhh!!” Jerit Annisa manja
Vaginanya kembali terisi. Batang kejantanan milik lelaki hidung belang itu sudah masuk kembali bahkan sampai menyundul rahim terhangatnya. Annisa kembali dibuat merinding olehnya.
Kendati demikian mata lentiknya menatap marah kearah pejantannya. Matanya menyorot dengan tajam. Jarak wajah mereka yang terpaut hanya beberapa centi saja membuat deru napas Annisa dapat dirasakan oleh kulit wajah lelaki itu, begitupun sebaliknya. Namun tatapan itu tidaklah membuat lelaki hidung belang itu menjadi takut. Tatapan penuh amarah Annisa malah aldi1010 membuatnya semakin gemas dan semakin bernafsu. Ia jadi semakin mendorong pinggulnya hingga membuat akhwat cantik itu mendesah manja tepat di depan wajahnya.
Annisa belum menyerah. Meskipun menikmati, secuil harga dirinya tetap memberontak. Seraya mendesah mulutnya berusaha mengatakan sesuatu.
“Aahh.. ahhhh.. Maaf masss.. ahh… cukup mashh.. Suamiku dateng mass!.. ahhh.. cukupp!!” Ujar Annisa seraya terus mendesah dengan manja.
Lelaki hidung belang itu tampak berpikir sejenak. Otaknya berputar keras. Ia mencoba membaca keadaan ditengah rasa tanggung yang menderanya. Sesaat pikirannya ngefreeze membeku sebelum pinggulnya berhenti bergoyang.
“Suami? Kamu sudah bersuami? Kamu bukan seorang pelacur?!” Tanya lelaki hidung belang itu. Ia kembali flash back ke belakang, mengingat kenapa bisa saat ini dapat menyetubuhi bidadari seindah ini.
“Bukan lah mas. Aku lagi liburan bareng suami aku mas. Suami aku lagi… Uhhhh….” Jawab Annisa tercekat sebelum mendesah manja.
Lelaki itu memundurkan pinggulnya lalu menghentakkan nya lagi dengan kuat. Ia yang semakin sadar akan kesalahannya ingin menyudahi perbuatannya tetapi ia juga merasa tanggung. Ia bingung harus berbuat apa. harus melanjutkan persetubuhannya atau menghentikannya agar terhindar dari masalah.
Sesaat lelaki hidung belang itu ingin menghentikan perbuatan cabul yang membuatnya memundurkan pinggulnya hingga batang kejantanannya hampir keluar menyisakan ujung gundulnya saja sebelum ia berubah pikiran dan malah menancapkan nya lagi.
Annisa yang menerima perlakuan plin-plan nya itu hanya bisa pasrah menerima sodokan itu. Ia masih berusaha mendorong lelaki itu menjauh tapi ia terus saja gagal. Apalagi ketika sodokan itu menyentuh rahimnya, kekuatannya langsung menghilang dan berganti dengan nafsu yang membara. Ia dapat dengan jelas wajah penuh nafsu dari pria hidung belang itu. Namun ia tak bisa membencinya, aldi1010 malah wajah pejantannya membuat akhwat cantik ikut membara sehingga sebenarnya secara tak sadar ia ingin dicumbu.
“Ahhhh… Udah mass… Tolong… Udahhh” desah Annisa dengan sorot mata yang berbinar mengharapkan pengertian dari sang pejantan.
Tolong sudahi mas.. aku gak mau Abi datang dan melihatku seperti ini.. tolong mas.. auhhhh….
Batinnya berharap walaupun sebenarnya ia begitu menikmati
“Yank.. sayank… Udah.. itu ada yang datang loh!” Tegas pasangannya itu lagi.
Wanita yang memakai kemben itu ternyata sudah sampai tepat disebelah dua insan yang sedang bercinta itu. Sepertinya ia juga tak ingin mendapat masalah sehingga mau tak mau, ia harus melerai perkawinan keduanya.
Lelaki hidung belang itu pun kembali menghentikan goyangan pinggulnya lalu menatap nanar ke arah pasangannya. Pada kesempatan aldi1010 itu Annisa kembali mendorong lelaki hidung belang itu hingga akhirnya ia berhasil bebas dari dekapannya. Penisnya juga ikut terlepas.
Ploppphh!
Seketika terdengar suara erotis ketika batang kejantanan yang keras itu tercabut seutuhnya. Tampak penisnya begitu kuyup terlumeri cairan cinta Annisa. Bahkan dari ujung kepala jamurnya jatuh beberapa tetesan cinta sang akhwat.
“Hahh. Hahhh.. hahhh…” Lenguh mereka bersamaan.
Mereka pun terdiam sesaat dengan keadaan saling menatap. Napas keduanya terlihat ngos-ngosan dengan birahi yang belum tuntas.
“Sayank..!” Panggil wanita itu lagi.
Ehh??..
Batin Annisa terkejut karena malah terpaku menatap wajah pejantan yang baru menyetubuhinya
Mereka pun kaget. Keduanya seperti salah tingkah karena kedapatan saling menatap.
“Eh.. iya yank” jawab lelaki hidung belang itu menoleh kerahnya
Sementara Annisa yang sudah sepenuh nya sadar tampak buru-buru mencari sesuatu. Ia kesana kemari mencari dalamannya yang tadi dibuang oleh lelaki itu tanpa sadar belum merapikan pakaiannya. namun setelah dicari sana sini tetap tidak nampak juga.
Ia menyorot kesal ke arah lelaki yang telah membuang dalamannya itu. Ia memasang raut muka jutek meski bagi lelaki itu, mukanya malah jadi menggemaskan. Apalagi jika disuguhkan dengan payudara megah miliknya yang begitu mancung.
“Setidaknya kalau mau cabut tutup dulu itu susunya mbak. Atau mbak sengaja mau godain saya lagi ya?” Kata pria hidung belang itu yang sebenarnya masih mupeng
Bersambung….