DUA BIDADARI

Ngimpi apa gua semalam, bisa bisanya ada cewek cantik yang nembak gua, dinda gitu loh..! Cewek cantik, populer, tajir, pokoknya sebelas dua belas deh kalau di bandingkan dengan putri. Jujur aja gua kaget dengar kata kata dinda dia tau dari mana hubungan gua dengan putri, baru aja kenalan main tembak aja dia.

“ anu…din, maksud kamu apa sih…?”

“ sudah lah rud, nggak usah pura pura lagi, apa sih yang kamu harapkan dari putri..? Harga diri kamu sebagai seorang cowok di mana..?, kok mau maunya di per mainkan sama putri..!”

Gua sadar sih, gua bego, dan pengecut.

“ iya din, tapi…!”

“ kamu takut sama putri..?”

“…..” gua diam aja, bingung, malu, *gimana jawabnya.

“ oke, kalau begitu kamu coba pikir pikir dulu..!”

“ iya din..!”

“ dan yang pasti kalau kamu milikku aku juga milikmu..!” dinda berbisik di telinga gua kemudian dia pergi.

Sebenarnya omongan dinda masuk akal juga sih dari pada gua jalanin hubungan yang nggak jelas dengan putri mending pilih yang pasti aja kan. Tapi gimana dengan putri..? Gua menoleh ke arah putri yang lagi duduk berdua dengan si dony di taman, busettt…! Putri menatap gua dengan tajam, raut mukanya persis waktu gua di hajar gara gara nita, jangan jangan gua bakal di hajar lagi nih gara gara dinda, gua beri kode ke putri, gua geleng geleng kepala gua, huft….! syukur lah dia udah nggak melototin gua, baru aja duduk berdua udah di pelototin gimana kalau gua jadian dengan dinda bisa di cincang gua. Pusing…pusing…! Kepala gua.

Keesokan harinya gua nggak pergi ke kantin gua masih bimbang, tiba tiba dinda masuk ke dalam kelas gua.

“ nggak ke kantin rud..?”

“ eh dinda, nggak din lagi malas..!”

“ kalau begitu gimana kalau kita ke belakang kelas di sana adem loh,..!”

“ boleh tuh din, ayo…!”

Gua dan dinda pergi ke belakang kelas, emang enak sih tempatnya cocok buat merenung.

“ oh iya rud, pertanyaan aku yang kemarin belum di jawab tuh, aku kepengen kamu jawab sekarang…!”

“ anu, din…!” sebenarnya gua belum siap jawab.

“ apa aku kurang cantik…?” dinda sambil mendekat ke gua.

“ eng…enggak din, kamu cantik kok…!” gua jadi grogi.

“ apa perlu aku buktikan, aku bisa lebih hebat dari putri di ranjang loh…!” dinda menghimpit badan gua ke tembok.

“ din..anu…!” belum beres gua ngomong, gua dengar suara teriakan.

“ heii…cewek brengsek..!”

“ putrii…!” gua kaget setengah mati, tangan gua di tarik ke belakang oleh putri, mereka berdua saling menatap tajam.

“ maaf put..anu..tadi…!”

“ udah diam kamu rud..!” gua belum beres ngomong udah di bentak sama putri, kanyak bakal rame nih…!

“ ada apa tuan putri yang cantik datang datang kok nggak sopan sih…!” Dinda malah manasin putri nih.

“ apa maksud kamu ngerayu dia..?”

“ aku suka sama rudi, kamu keberatan…?”

“ dia milikku….!, jangan pernah coba coba deketin dia…!”

“ aku nggak salah dengar nih, semua orang di sekolah ini juga tau kamu tuh pacar dony…!”

Tiba tiba dony datang dari arah belakang, haduh tambah runyam aja nih urusan…!

“ put..put ada apa ini…?” tanya dony.

“ tuh, cowok kamu datang udah sana pergi jangan ganggu urusan orang..!” dinda sambil tersenyum sinis. Putri terdiam cukup lama.

“ ayo rud, di sini brisik kita ke kantin aja yuk…!” ajak dinda ke gua, tapi dengan cepat putri udah berdiri didepan dinda.

“ aku udah bilang, jangan coba coba dekatin dia, dia milikku…!” putri sambil mendorong dada dinda.

“ ho..ho…, kamu dengar itu dony, cewek kamu ini cuma mempermainkan kamu aja…!” dinda tersenyum puas.

“ putri…!, apa maksud kamu…?” dony keliatan emosi.

“ sory, don hari ini juga kita putus, aku nggak ada urusan lagi dengan kamu silahkan pergi..!” kata putri, tanpa memalingkan tatapan tajamnya ke arah dinda.

“ dasar cewek brengsek…!” dony pergi sambil mengumpat.

Gua di sini udah kayak kambing congek aja mau ngomong apa, kenapa jadi begini, putri benar benar sadis, gua nggak nyangka mutusin cowok seenaknya aja..!

“ hebat hebat, ternyata putri kejam juga yah..!” dinda tersenyum sinis.

“ jangankan cuma dony, buat patahin tulang tulang kamu pun akan aku laku kan..!”

“ ho..ho..rupanya nantang nih..!”

Wah..wah…kok malah jadi berantem begini.

“ putri, dinda udah dong, malu kan…!” gua coba nenangin mereka.

“ kamu diam aja, dan mundur yang jauh..!” gua malah di usir sama putri.

Dan gua cuma bisa mundur beberapa meter dari mereka, masalahnya mereka udah pasang kuda kuda bro…, gua cuma bisa nonton aja, mereka nih jago berantem lawan cowok 5 orang kayak gua, mereka pasti sanggup.

Dinda yang pertama melancarkan tendangan ke arah putri dengan kaki kanan, dan putri menangkis tendangan itu dengan tangan kiri kemudian tangan kanan putri meluncurkan jap ke arah dinda.

Bukk..perut dinda terkena pukulan, dinda mudur kebelakang dan langsung meloncat sambil mengeluarkan tendangan memutar bukk…bahu kanan putri terkena tendangan.

Busett…! keren banget bro…! gua jadi kegirangan sendiri nonton cewek cewek pada berantem, eh…begoooo…gua lupa itu pada berantem gara gara gua…!

Teett…teet…suara bell sekolah tanda istirahat siang telah selesai berbunyi, haduh…untung aja udah masuk kelas kalau nggak, bisa pada babak belur nih.

“ putri, dinda, udah dong..udah mau masuk nih…!” Bujuk gua ke mereka. Akhirnya mereka berdua mundur.

“ urusan kita belum selesai, aku tantang kamu tanding ulang hari sabtu pulang sekolah di gedung olahraga, dan siapa yang menang dia yang mendapatkan rudi…!” tantang dinda.

“ siapa takut..!” jawab putri.

Buset…kok gua yang jadi hadiahnya sih…! Ini urusannya gimana sih, oi….gua bukan piala…!

Putri jalan ke arah gua dan tiba tiba bibir gua dilumat habis oleh putri.

“ dia milikku..!” kata putri.

“ cihhh…!” cuma itu yang keluar dari mulut dinda.