Rahasia Devina Part 5 : Pamer

Awan berkumpul di pagi hari ini, sehingga membuat suasana menjadi syahdu. Sejuk dengan angin yang sepoi-sepoi menggoyang padi yang telah merunduk. Anak-anak bermain di ladang mencari jangkrik untuk di adu satu sama lain melihatkan induk siapa yang paling kuat. Musim tengah mulai berganti ke musim penghujan, namun masih belum jelas tandanya. Yang dirasakan kini kadang panas kadang hujan atau biasa disebut pancaroba.

Tak kalah galau wanita cantik jelita yang sering dipanggil devina kini tengah melamun, karena pengalam kemarin yang membuat dirinya merasa bersalah. Yah, dirinya dinikmati oleh mantan bosnya, anto. Pria jelek dengan penampilan kumal yang sangat jauh dibandingkan oleh dirinya yang cantik dan seksi membuat siapa saja ingin memilikinya.

Ditengah lamunannya sepasang tangan kekar memeluk erat dari belakang, ialah adi suami yang tampan penuh tanggungjawab yang kini telah menikmati hari liburnya. Senyuman yang manis membuat devina bahagia akan keberadaan ia disisinya.

“Kenapa istriku kok ngelamun gitu sih??” Tanya adi
“Gapapa kok mas, lagi menikmati cuaca pagi aja sejuk gini hehe” balasnya
“Joging yuk yang, udah lama nih kita engga olahraga bareng” ajak adi yang kini mulai memakai sepatu running dengan seragam berupa kaos pendek dan celana training
“Hayuk siapa takut, aku siap siap dulu ya mas” ujar devina sambil berlalu meninggalkan adi di ruang tamu

Ia tengah mulai memilih seragam untuk berolahraga di sekeliling kampung. Baju yang dimiliki oleh devina lumayan seksi, memang dahulu ketika di kota ia amat sering mengikuti gym dan senam sehingga ia cukup banyak stock baju olahraga dalam ruangan. Biasanya ia gunakan baju lengan panjang dan celana training, namun setan apa yang membisiki wanita cantik ini teringat-ingat akan pujian viewer nya yang selalu membuat hatinya teramat bangga ia ingin juga melihatkan ke masyarakat luas.

Ia lucuti semua baju tidurnya hingga telanjang, kemudian ia bercermin menampilkan lekuk seksi tubuhnya sendiri. Payudara yang besar dan bulat dengan puting kecil berwarna pink kehitaman sebagai salah satu aset yang membanggakan untuk dirinya, ditambah perut ratanya tanpa lemak ditunjang pantatnya yang bulat dan kencang menambah kesan layaknya biola pada tubuhnya tersebut. Wajahnya yang hampir menginjak kepala tiga masih seperti abg yang mulus, tanpa cela bibirnya yang tipis menambah kesan sensual pada dirinya.

Pahanya yang kencang menandakan si empunya sering berolahraga, bagian bawahnya hanya di hiasi bulu bulu tipis. Tepat pada panggulnya dibawah perut bulu jemputnya ditata rapih menambah kesan seksi perempuan itu. Namun tetap saja ia bingung apa tubuhnya ini sudah tidak menggoda suaminya lagi, atau memang suaminya tidak menikmati dirinya lagi. Tentu membuat batin devina bergeming, dirinya amat sangat suku dirayu dan dimanja oleh suaminya namun dengan alasan kesibukan suaminya tidak bisa memenuhi termasuk dalam urusan seks.

“Sayang aku tunggu di luar ya” suara adi memecah lamunan devina
“Iya mas bentar” ucap devina segera memilih baju untuk olahraga pagi ini, biasanya ia hanya berolahraga ringan di dalam rumah namun karena cuaca mendukung iapun ikut suaminya berjalan-jalan pagi

Tak lama devina pun siap akan berangkat joging pagi hari ini, suaminya adi kini memandang istrinya yang cantik dan seksi sekali. Devina kini mengenakan tanktop ketat berwarna abu-abu yang sedikit diatas pusarnya sedangkan lengan dan ketiaknya terbuka menampakan kulit putih mulusnya bak pualam. Tanktop nya yang ketat mencetak kedua payudaranya yang besar tersebut nampak kekecilan sehingga payudaranya nampak membulat kencang. Sedangkan bawahannya devina mengenakan legging ketat selutut menampakan kedua bongkahan pantatnya yang seksi itu.

Gbr--jib0AAyS2w

“Ya ampun sayang, seksi bener istriku tersayang ini” ujar adi
“Ah mas kaya engga biasa aja liat aku kaya gini dirumah hihi”
“Hehehe iya sih abisnya udah kaya abg aja walau umur udah segini” ucap adi
“Ihh apa sih mas bikin aku malu aja tau, udah ah berangkat yuk”

Merekapun mulai berjalan melintasi jalanan pedesaan, karena masih pagi orang jarang sekali beraktivitas sehingga keadaan kampung nampak sepi. Baru jalan sekitar 1 kilometer tiba-tiba adi memegang perutnya. Nampaknya serangan fajar kini diterimanya, rasa mulas yang tak tertahankan sehingga ia izin pulang lebih dulu. Mau tak mau devina pun mengizinkan dan ia kembali melanjutkan perjalanan sampai ia melewati pengkolan ojek.

Dari kejauhan nampak aura devina sangat cantik seperti matahari di kala pagi. Kedua payudaranya yang bergoyang naik turun mengikuti pergerakan lari paginya membuat kedua mata abang ojek yang sedang mangkal tak lepas dari penglihatannya. Keringatnya yang mulai turun turut membasahi tanktop dan legging ketatnya, sampai sport branya yang berwarna hitam menembus tanktopnya tanpa devina sadari.

“Permisi pak” ucap devina sopan kepada para tukang ojek pengkolan tersebut sambil berlalu

Gbg_5aKbUAAoYqL

Mata merekapun tak lepas dari pantat devina yang begitu kencang menggoda siapa saja yang ingin meremasnya dari belakang. Wangi parfumnya perlahan menari pada hidung tukang ojek pengkolan tersebut. Membuat kontol-kontol mereka berdiri hanya dengan keberadaan devina yang lewat di hadapan mereka.

“Busett itu toket gede bener, udah kaya buah melon” tukang ojek 1
“Gua jadi lakinya mah kagak gua ijinin kemana-mana tuh, gua entot tiap hari pasti” tukang ojek 2
“Itu siapa pak baru ngeliat kayanya aku, mana wangi bener parfumya” tukang ojek 3
“Itu warga sini kali, emang jarang keluar aja istrinya pak adi noh” tukang ojek 1
“Pak adi yang diujung gang itu yo?” Tunjuk tukang ojek 3

“Iye yang kerja di pabrik itu, baru pindah kesini setahun belakangan” jawab tukang ojek 2
“Ohh baru tau aku, cantik bener kaya bidadari ini sih pasti aku kawinin juga tiap hari hehe” kata tukang ojek 3
“Yuh gaya lu kawin-kawin, ceking-ceking bini lo tuh urusin makin gendut aja kaya gajah taman safari” ejek tukang ojek 1 kemudian disambut tawa mereka.

*****

Sudah hampir 1 jam devina melakukan jogingnya sebentar lagi menuju rumahnya. 50 meter dibelakangnya suara deru motor lama yang tidak pernah diservice itu dikendarai oleh ceking. Pemuda kampung yang sekolah smk hampir 5 tahun itu mengikuti jalannya devina, sebenarnya devina merasa dirinya telah diikuti oleh pemuda jelek itu namun entah kenapa saat berjoging ria setiap tatapan lapar para pria yang lewat membuat dia merasa senang. Ucapan pria yang memuji tubuhnya dari jauh membuat gairahnya meningkat hingga bukan tubuhnya saja yang basah namun juga memeknya yang basah oleh cairannya sendiri.

Ceking atau danu merupakan pemuda desa kampung tersebut, badannya yang kurus kering dan hitam akibat panas matahari membuat dirinya dipanggil ceking. Usianya baru saja menginjak kepala 2 namun karena mukanya yang penuh jerawat dan bulu yang tidak terawat orang-orang akan menyangka nya sebagai bapak-bapak. Gigi atasnya yang menjulang ke depan membuat bibirnya monyong menambah kesan jijik para gadis yang sering digodanya. Dia sebenarnya sudah memiliki istri yang bekerja sebagai pembantu di desa sebelah bekerja pagi sampai sore diantar jemput oleh cungkring. Walau begitu tetap saja ceking gemar menggoda para gadis dan janda tanpa sepengetahuan istrinya itu.

Tak berselang lama devina sampai juga di pekarangan rumahnya, sementara itu ceking bersembunyi di tembok samping rumah devina sambil mengintip apa yang dilakukan olehnya.

“Orang itu kayanya sembunyi di tembok sebelah deh, aku kerjain dikit deh hihi” batin devina

Dengan sengaja devina mulai meregangkan badannya berpura-pura pendinginan setelah berolahraga. Ia mengangkat lengannya ke atas dan menekuk ke belakang sehingga ketiaknya yang mulus dan bermandikan keringat sangat silau terkena sinar matahari. Ceking yang sedari tadi sembunyi di samping tembok tak menyia-nyiakan keadaan tersebut, ia membuka resleting celana hitam dekilnya dan mengeluarkan kontolnya yang sedari tadi sudah berdiri.

“Uhhh itu keteke mulus amat, enak kali aku jilatin koe nih” katanya sambil mengocok kontolnya

Setelah itu devina kini melakukan hal yang sama dengan tangan kirinya. Baru ia turunkan dan condongkan badannya menghadap kebelakang tepat ke arah ceking berada sehingga pantatnya membulat mencetak secara rinci pada legging hitamnya. Membuat ceking menambah kelojotan.

Gbg_5baaoAA4-kO

“Buset mbae itu pantat sekal amat ahh ahh aku ga kuat kalau lama lama gini uhhh ahh”

Mendengar desahan-desahan tipis dari arah tembok membuat hatinya menjadi senang atas apa yang dia lakukan. Berarti kali yang ia lempar telah digigit oleh si pemangsa. Berkali-kali ia ulangi kegiatan pendinginan tersebut dengan gaya-gaya erotisnya sendiri. Setelah 15 menit ia ingin melakukan hal yang lebih, devina mengambil handuk untuk mengelap keringatnya yang kini bercucuran.

Devina menyeka keringatnya mula-mula dari dahi, turun ke leher sampai ketiaknya yang putih mulus tersebut. Adegan tak cuman disitu, kini ia mengangkat tanktopnya ke atas sampai lepas secara perlahan secara sensual hingga rambuatnya tergerai, perutnya yang mulus terlihat jelas ditambah belahan payudara yang terlihat jelas sempurna. Kemudian ia seka bagian perut secara memutar.

Tanktopnya ia lempar ke arah jemuran, kemudian ia melanjutkan kegiatan menyeka keringatnya dibagian punggung yang bisa terlihat jelas oleh ceking dari luar.

“Ah bening amat ahhh ngenttoott ahh”

Setelah menyeka punggungnya devina beralih untuk menyeka bagian lehernya, turun ke bahu dan atas payudaranya. Ia geser penyangga sport branya sambil pelan pelan ia menyeka bagian pundak kiri dan kanan secara bergantian.

Keringat pada atas tubuhnya perlahan namun pasti mengering, kini ia mulai mengusap kulit payudaranya sendiri. Ia seka secara memutar hingga payudaranya yang sekal itu bergoyang ke kiri dan ke kanan mengikuti tangan devina yang lentik itu. Setelah itu ia masukan handuknya sedikit-sedikit kebagian dalam branya, dan membersihkan area bawah payudaranya hingga payudaranya hampir keluar dari tempat persembunyian

“Ahh ahh ga kuat, anjing toketnya mantap aahh, ahhh keluarr ahhh”

Croot crrott crroott, sperma ceking keluar begitu banyak membasahi tembok rumah

“Siapa disitu?” Teriak devina, pura-pura tidak tahu

Ceking yang mendengar panggilan tersebut langsung lari tunggang langgak, ia langsung menaiki motornya dan kabur meninggalkan devina. Sedangkan devina tersenyum puas karena pagi ini begitu bewarna akan ulahnya sendiri. Berharap akan ada terus momen dimana dirinya sangat diinginkan oleh pria lain, namun di satu sisi ia juga ingin tetap bersama suaminya adi.

*****

“Masss” panggil devina dari luar kamar mandi
“Bentar sayang nanggung ini bokernya”

Sambil menunggu suaminya devina beristirahat di dalam kamarnya, melihat pada cermin dirinya memang begitu seksi. Keringat yang bercucuran menambah kesan mengkilap bidadari itu. Masih mengenakan sport bra dan leging hitam ia melihat basah pada area memeknya. Setelah dibuka benar saja ini bukan keringat tapi cairan saat ia terangsang.

“Astaga apa aku menikmatinya?, basah banget lengket lagi” pikiran devina berkecamuk

Ctring

“Hay cantik lagi apa” chat dari seorang disana
“Habis olahraga, bapak mau apa?” Balas devina
“Bapak mau kamu dong sayang hihihi” goda pak anto
“Aku serius pak.” Jawabnya ketus

“Bapak mau ke rumah ya sekarang”
“Ga bisa pak mas adi ada dirumah”
“Terus kapan dong? Emang mau mas adi tau foto ini” katanya sambil mengirimkan foto devina yang habis digarap lengkap dengan sperma yang keluar dari memeknya yang basah
“Stopp pak jangan, iya besok malam mas adi shift malam masuk jam 8 sampai jam 7 pagi”
“Okeyy manis, sampai jumpa besok jangan lupa pakai-pakaian yang sexy ya, kalau engga aku kirim foto ini ke adi biar kamu cerai hahahaha” ancamnya
“Jangan pak, tolong jangan sebarin foto devina” balasnya memelas

“Ya sudah turutin kemauan gua, jangan sampe gua nekat nih hahhaah” balas anto penuh kemenangan
“Iya pak devina janji bakal nurutin kemauan bapak”
“Bagusss itu baru budak seks yang baik, sekarang lu kirim foto bugil lu, gua mau coli butuh bahan” pinta anto
“Jangan pak, foto itu kan bisa pak devina mohon”
“Jangan banyak bacot lu perek, ikutin kemauan gua cepetan lu tau kan konsekuensinya hah” balas pak anto

Ditengah ketakutan ancaman anto devina langsung sigap berdiri untuk memfoto dirinya sendiri, ia berjalan lemas ke arah cermin besar. Sport bra nya ia lepas maka keluarlah kedua payudara 36D dengan puting yang berdiri akibat hembusan ac, begitu pula legging hitamnya bersama celana dalam olahraga ia turunkan sehingga memeknya yang hanya tertutup bulu jembut tipis terawat itu terpampang jelas.

Langsung saja karena ia tidak ingin melihat suaminya masuk ke dalam kamar melihat dirinya dengan keadaan bugil ia segera mengambil foto dari atas ke bawah untuk tuan barunya pak anto. Ia berpose selayaknya model porno yang ada dalam pikirannya supaya tua bangka itu tidak mengganggunya lagi hari ini. Setelah mengambil gambar ia kirim lebih dari 10 foto bugilnya ke pak anto dan ia tutup tubuhnya dengan handuk mandi.

“Mantapp toket sama memek lu seksi abis cantik hahaha, gua bisa coli dengan puas kalau gini” balasan dari pak anto menanggapi foto-foto dirinya tanpa busana, sejujurnya ia takut foto itu akan disalahgunakan. Namun ia lebih takut lagi kalau fotonya akan disebar ke internet apalagi ia sering mengupdate kegiatan dirinya dan menjual barang-barang kosmetik di media sosial.

Selang berapa lama suaminya masuk ke kamar, ia langsung pura-pura bermain hp agar suaminya tidak curiga.

“Dari siapa sayang? Kok bunyi terus hpnya?” Tanya adi
“Dari pembeli mas tadi nanya, nanya kosmetik gitu deh” jelas devina berbohong pada suaminya
“Ohh yaudah sayangku mas istirahat dulu ya, mandi sana mah bauu hahhaa” canda suaminya sambil melempar bantal disambut dengan tawa devina

Ya walau keluarga kecil mereka diwarnai canda dan tawa setiap harinya dibalik itu suaminya tidak tahu atas apa yang dilakukan pak anto pada istrinya itu. Dirinya bak sudah menjadi budak seks oleh anto yang harus menuruti segala kemauannya, belum lagi pagi ini ia dengan sadar dan senang memperlihatkan auratnya pada semua orang. Ditambah dengan menggoda si pengikut yang mengintili dirinya sampai ke rumahnya, walau begitu ia sangat menikmati peristiwa-peristiwa ini.

*****

Embun pagi merintik di daunan pohon desa sukamaju, mentari perlahan meninggi menyombongkan keindahan cahayanya. Kerbau dan sapi terbangun dibawa ke padang untuk menyantap rerumputan. Langit mulai cerah pertanda hari sudah berganti, angin sepoy sepoy menambah dinginnya pagi ini.

Sama seperti ceking yang pagi-pagi harus mengantarkan istrinya ke desa sebelah untuk bekerja pada juragan tanah. Mulutnya kini mengunyah gorengan tempe sebagai sarapan, tak lupa kopi serta rokok yang menemaninya. Sementara itu istrinya kini sedang memakai baju yang nampaknya mulai kekecilan, setelah menikah mae (maemunah) badannya semakin gemuk setiap hari karena sering makan di rumah juragan sehingga ia susah untuk bergerak dan bernafas.

“Ayo toh pak berangkat, udah mendung tuh keburu ujan” ujar mae pada ceking
“Sebentar bu, aku lagi nikmati wedang dulu buru-buru amat pasti mau sarapan di rumah juragan ya” balas ceking
“Ah kaya gatau aja pak, disana kan lauknya enak, emang disini koe cuman kasih uang sejuta sebulan aja mau makan enak dari mana”
“Yo sabar bu, nanti juga aku bakal sukses. Lagian jangan makan aja toh bu liat badanmu makin mekar loh”
“Bukan makin mekar ini mah makin montok pak hehhee” canda mae

Yang dibalas juluran lidah dari ceking. Sesuai menyantap sarapannya ceking mengenakan jaket motor hondanya yang telah bolong disana sini, nampak kumal dan pudar lebih cocok dipakai sebagai serbet untuk lantai. Sedangkan maemunah mempersiapkan tas belanja karena juragan ingin dimasakin soto hari ini sehingga sambil perjalanan ke rumah juragan mae sekaligus belanja di pasar.

Tak berselang lama ceking dan mae sedang berjalan ke arah pasar menggunakan motor antik milik ceking yang digunakan juga saat ngojek. Ia menunggu mae yang belanja di pasar bernaung di bawah pohon rindang.

“Duh istrinya pak adi mantap banget yak, gimana cara aku deketin nya” batin ceking melamun memikirkan devina, ia masing terngiang bagaiman devina melakukan pendinginan kemarin

Setelah 15 menit mae keluar dari pasar dan langsung naik ke motor ceking. Terlihat mukanya kesal sehabis pulang dari belanja, sambil jalan ceking mengajak ngobrol mae.

“Kenapa bu? Kok mukamu dilipet gitu” tanya ceking
“Kesel aku pak, moso lagi belanja di warung pak gatot disamber troli, mana dibilangin makannya badan jangan gede-gede kena kan jadinya” ujar mae
“Oalah yowis toh bu kan emang udah aku bilang tadi badanmu tambah melar, kamu sih dibilangin suami engga percaya” balas ceking
“Ihh kesel, coba aja aku kaya mba devina, pasti ae ga ada itu cowo-cowo yang ngejekin lagi, malah kesengsem sama aku” ujar mae kembali

“Devina siapa bu emangnya? Artis ya namanya bagus banget”
“Bukan toh pak, itu devina istrinya adi, ibu-ibu pada iri loh sama badan dia padahal udah mau 30 masih kaya abg”
“Oalah yo ko sama bu e, abg alias anak baru gembrot” ejek ceking sambil tertawa
“Ah koe ki ngejek aku mulu, awas aja aku ga bawain makanan kalau pulang dari rumah juragan”
“Hehe bercanda bu e, nanti bawa ya aku bisa kelaparan entar” rujuk ceking yang didiamkan maemunah karena masih kesal.

Motor cekingpun mulai menyusuri pematang sawah, rumah juragan memang sedikit jauh dari rumahnya sehingga perlu melewati jalan pintas. Baru setelah pulang dari juragan ia akan melewati jalan biasa sekalian mencari penumpang.

*****

Setelah mengantar maemunah ke rumah juragan, ceking melanjutkan perjalanan ke pangkalan ojek sambil sesekali menawarkan ojek pada pejalan kaki. Saat hampir sampai diperempatan dekat dengan pangkalan ceking melihat wanita cantik tengah mendorong honda beat putihnya, yang nampaknya tengah mogok di jalan. Inisiatif iapun menghampiri perempuan tersebut untuk membantunya.

“Loh itu bukannya mba devina ya” batin ceking

Wanita cantik tersebut ternyata ialah devina, ia hendak pergi ke pasar untuk belanja memenuhi kebutuhan keluarganya untuk seminggu, biasanya setiap senin devina akan pergi ke pasar kemudian menyiapkan bahan makanan sehingga ia bisa menghemat waktu apalagi jaraknya yang lumayan jauh. Ditengah perjalanan sayangnya ia tertimpa sial, motornya tiba-tiba mati dan tidak bisa distarter. Jadi mau tidak mau ia harus mendorongnya ke bengkel terdekat yang dia juga tidak tahu harus kemana.

Terlihat keringatnya bercucuran setelah mendorong motornya cukup lama. Sweater abunya ia buka agar mendapat angin segar sehingga tanktop coklatnya yang menggantung itu dapat terlihat. Selain itu belahan payudaranya yang menantang juga bisa diliat didepan siapapun, sebenarnya ia sedang malas berganti baju jadi ia masih menggunakan setelan santainya saja cukup ditutup dengan sweater, bawahnya hanya menggunakan celana pendek gombrong sedikit diatas lutut berwarna senada tak lupa sendal agar nyaman saat berbelanja di pasar.

Gqp1SCpWcAAeuxM

“Kenapa mba motornya?” Tanya ceking yang berhenti samping devina sehingga ia dapat melihat jelas belahan kedua payudara devina yang menantang itu
“Iya mas ini hhh motornya gamau nyala hehe, bengkel yang deket sini dimana ya mas?” Ujar devina sedikit terengah-engah karena habis mendorong motornya yang mogok
“Wah lumayan jauh mba, mau di step aja gimana motormu, mba nya naik aja wis aku dorong nanti dari belakang” jelas ceking

“Syukurlah ada orang baik juga yang bantu, boleh mas kalau engga keberatan dorong motor saya sampai bengkel, masnya namanya siapa ya?” Tanya devina
“Ceking mba panggil aja ceking, kalau mbanya?” Tanyanya balik pura-pura tidak tahu kalau dia sebenarnya yang mengikutinya kemarin
“Devina mas, saya istrinya adi yang kerja di pabrik itu” jelas devina
“Oalah mas adi toh, yowis sini mba aku bantu”

Devinapun segera menaiki motornya, kemudian kaki ceking mendorong motornya dari belakang. Sambil di dorong motornya devina seakan tak asing dengan ceking, sambil mengingat kembali apakah mereka pernah bertemu tapi ia menggubris pikirannya dan fokus untuk menyetir sampai bengkel terdekat.

Tak lama sampailah mereka di suatu gubuk dengan ban-ban motor yang disusun rapih tapi tertutup. Nampaknya si pemilik belum membuka pelayanannya karena hari juga belum siang memang.

“Ini bengkel temen saya mba, kayane masih tidur ini, sebentar saya bangunin” ujar ceking sambil bergegas turun dan masuk lewat pintu belakang, ternyata ada pria dengan rambut kribo tak beraturan tengah tertidur di kursi panjang

“Tot gatot, iki aku nitip motor ya mogok iki” kata ceking sambil berusaha membangunkan temannya yang tengah pulas tertidur
“Opo koe sih king, ganggu aku wae ngantuk iki loh, mangkane motormu itu diganti udah lama juga” balas gatot sambil sedikit ngantuk
“Bukan ini punya temenku, tadi motornya mogok di jalan” ujar ceking
“Ah males nanti wae lah, motornya masukin sini aja nanti aku beresin”
“Bener yo dibenerin, yowis aku tak ke depan dulu”

Iapun keluar dari pintu belakang untuk menemui devina. Devina yang sedang menunggu ceking sambil memainkan hp dan mengabarkan ke suaminya kalau motornya mogok itu dikagetkan dengan munculnya ceking secara tiba-tiba

“Aduh ngagetin aja mas ceking ini” kata devina
“Heheh maaf ya mba, temenku lagi tidur katanya motornya tinggal aja”
“Tapi aman mas disini?” Ujar devina ragu
“Aman mba dijamin pokoknya”
“Tapi nanti saya naik apa mas pulangnya?”
“Tenang mba ada ojek ceking, siap mengantarkan kemanapun pokoknya” jawab ceking sambil memukul-mukul tangannya ke dadanya sendiri
“Haha bisa aja, boleh mas kalau gitu ini kuncinya” ujar devina sambil menyerahkan kunci motornya

Cekingpun dengan cepat memasukan motor devina ke bagian belakang bengkel untuk dititipkan pada gatot. Sambil menyerahkan kunci motor ia mengingatkan pada gatot untuk segera telfon kalau motornya sudah siap diambil dan kembali menemui devina.

“Mba ini langsung pulang ke rumah atau gimana?” Tanya ceking
“Mampir ke pasar baru dulu ya mas, saya mau belanja mingguan soalnya untuk keperluan makan, nanti saya bayar ojeknya sekalian” jawab devina
“Boleh mba, gausah bayar anggep aja sebagai tetangga gitu mba hehehe” sambil tersenyum sehingga giginya yang tonggos dan kuning itu terlihat oleh devina yang nampak tak jijik dengan ceking
“Gaenak lah mas, nanti devina kasih hadiah deh kalau gitu udah bantuin devina” balas devina sambil tersenyum membuat hati ceking menjadi bahagia

Devina segera berboncengan dengan ceking untuk menuju pasar baru mempersiapkan kebutuhan diri dan suaminya. Dirinya masih kesal sebenarnya karena suaminya masih saja tertidur padahal ia ingin ditemani berbelanja ke pasar, ditambah kejadian motor mogot ditengah jalan menambah kesal dirinya. Hanya permintaan maaf saja oleh adi sambil menjanjikan ditambah uang belanja membuat devina hilang sedikit kesalnya saat mengubungi adi mengenai motornya yang mogok.

Sedangkan ceking amat senang, keinginan agar dekat dengan devina terkabulkan. Iapun segera meng gas motornya ke pasar melewati pematang sawah agar cepat sampai tentunya. Jalannya yang sedikit terjal dan berlubang membuat devina mau tak mau langsung memeluk tubuh ceking dari belakang.

“Kok lewat sini sih mas? Jalannya jelek banget” tanya devina sambil berpegangan pada tubuh ceking
“Lewat ini lebih cepet mba, aku yo biasa lewat sini, bentar lagi juga nyampe kok udah mba pegangan aja takut jatuh” balasnya senang karena kini devina bukan saja memeluknya dari belakang tapi juga menempelkan dirinya pada ceking karena jalannya yang terjal

Devina hanya menurut saja apa yang dikatakan ceking, ia berpegang pada badan ceking yang kurus tersebut sehingga payudaranya tersebut menekan punggung ceking dengan lembut. Goyangan-goyangan pada motor ceking membuat sensasi tersendiri bagi devina, karena payudaranya terus menekan-nekan dan bergesekan dengan ceking. Sedangkan ceking merasa senang karena bisa menikmati payudara devina yang besar dan lembut tersebut sehingga dengan sengaja memasuki lubang atau kubangan agar punggungnya terus bergesekan.

“Ya Allah mimpi apa aku semalam, bisa ngerasain susu mba devina” teriak batin ceking menikmati tekanan payudara risa dari belakang

*****

Di lain tempat pada malam hari pak anto kini sedang bersantai menikmati kopi dan rokoknya. Sambil tersenyum-senyum menjijikan ia mainkan gawainya. Bukan untuk bermain game atau mendengarkan musik, melainkan melihat galeri foto-foto devina pada handphonenya.

GaHkzksb0AEx-f5

Foto devina dulu dan sekarang masih ia simpan di memorinya sebagai kenangan masa lalunya dulu. Termasuk foto telanjang devina di kamar, tak bosan-bosannya ia memandang payudara menantang devina ditambah bodynya yang seksi mulus tanpa noda menambah kesan puas akan kenikmatan memeknya kemarin.

“Woy senyam senyum aja lo to ngapain?” Teriak temannya membuat ia terkaget dan langsung mematikan gawainya
“Ngagetin aja lo gus, biasa nih guwe habis menang judol hahhaa” sombong anto
“Widihh menang berapa lo emangnya?” Tanya balik agus rekan kerja anto
“Ogah entar lu pinjem duit guaa” ledek anto

“Huuu dasar tua pelit luh, gua sumpahin miskin” balas agus
“Bodo amat, dah lah gua mau keluar” ujar anto sambil balik ke kamar kostnya
“Mau kemana lu? Mabok ya? Ikut dongg” rengek agus
“Kepo lu mau tau urusan aja, gua mau nginep di istri muda gua hahaha” katanya sambil meninggalkan agus
“Yeuhh bocah tua nakal dasar, mentang-mentang bininya udah mati semaunya sendiri, dasar jelek” batin agus

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *